Apakah kita dapat menghindari gigitan nyamuk yang sudah membawa plasmodium?
Setiap orang bisa terkena gigitan nyamuk, kapan saja. Namun nyamuk malaria ini khusus jam menggigitnya yaitu menjelang magrib, sampai malam atau tengah malam. Untuk menghindarinya jangan melakukan aktivitas di dekat perindukan nyamuk malaria (sumber air minum, danau, sawah, sungai) pd malam hari di daerah endemis malaria.
Cara pencegahan dengan menggunakan pakaian tertutup (lengan panjang, celana panjang, sarung), memasang kawat kasa, dan tidur berkelambu berinsektisida.
Kita tidak akan tahu nyamuk mana yg membawa plasmodium, kecuali ditangkap dan diperiksa di bawah mikroskop.
Bagaimana deteksi dininya? Apakah setiap demam kita harus periksa itu malaria atau bukan?
Untuk anda yang tinggal di daerah endemis malaria, iya.
Cuaca ekstrem bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan malaria
Curah hujan yang sangat lebat, menyebabkan tumbuhnya breeding places dimana-mana, sehingga populasi nyamuk meningkat.
Cuaca yang sangat panas membuat umur nyamuk lebih pendek, tapi dia lebih sering menggigit/ menghisap darah, untuk mematangkan telurnya. Namun biasanya pada musim kering populasi nyamuk akan berkurang.
Bagaimana fungsi kina sebagai obat malaria?
Sampai saat ini Kina belum ditemukan bukti resisten terhadap Plasmodium, karena penggunaannya tdk seperti kloroquin saat itu. Sekarang kina kita ‘simpan’ agar tetap poten. Dikhawatirkan jika kita menggunakan kina sembarangan, justru akan terjadi resistensi.
Dunia ilmu terus berkembang dengan ditemukannya ACT, yang saat ini merupakan obat pilihan terbaik untuk malaria.
Bagaimana agresivitas plasmodium di wilayah Jakarta?
Jakarta sudah bebas malaria indiginous, dan tidak ditemukan nyamuk vektornya (anopheles), karena perubahan dan perbaikan kondisi lingkungan. Untuk penularan perlu host agent/ vektor dan lingkungan tempat perindukan nyamuk.
Bagaimana mewaspadainya?
Waspadai malaria dengan surveilans vektor, surveilans demam, perbaikan kondisi lingkungan, penyuluhan pada masyarakat untuk gotong royong membersihkan lingkungan, segera berobat jika demam, dan minum obat sesuai anjuran.
Siapa saja dan umur berapa yang dianjurkan menggunakan kelambu insektisida? Bagaimana efektivitasnya, mengingat kita juga beraktivitas di luar?
Prinsipnya, semua golongan umur dan jenis kelamin. Namun prioritas, pada kelompok beresiko, yaitu ibu hamil dan balita.
Apakah di daerah non-endemis atau endemis sedang masih perlu menggunakannya? Mengingat ada kemungkinan penderita yang berpindah ke daerah non-endemis.
Di daerah non endemis tidak perlu pakai kelambu. Kecuali untuk mencegah gigitan nyamuk lainnya.
Prof dr Tjandra Yoga Aditama
SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Kementerian Kesehatan RI