Rabu pagi (12/11), Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, Sp.M(K), memimpin upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-50 di Lapangan Silang Monas, Jakarta. Sebanyak 4000 orang mengikuti jalannya upacara tersebut. Para peserta upacara berasal dari lintas sektor, antara lain: pegawai Kementerian Kesehatan RI; Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM); Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS Kesehatan); Palang Merah Indonesia (PMI); perwakilan Pusdokkes POLRI; perwakilan Puskes TNI; serta perwakilan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan RS Vertikal Kemenkes RI.
“Peringatan HKN EMAS tahun ini,merupakan sebuah momentum yang harus kita manfaatkan untuk meningkatkan tekad dan semangat kita semua, untuk lebih memberi makna pada masyarakat akan pentingnya kesehatan”, ujar Menkes.
Hari Kesehatan Nasional (HKN) diperingati pada 12 November setiap tahunnya. Tema HKN ke-50 tahun ini adalah “Indonesia Cinta Sehat”, dengan subtema yang dipilih yaitu “Sehat Bangsaku Sehat Negeriku”. Tema ini bermakna penting untuk menjadikan budaya hidup sehat sebagai bagian dari keseharian bangsa Indonesia.
Dalam sambutannya, Menkes menyatakan bahwa pencanangan Dinas Pembasmian Malaria pada 1959 oleh presiden Soekarno menjadi titik awal kebersamaan seluruh komponen bangsa dalam pembangunan kesehatan guna mengatasi permasalahan bangsa (merebaknya penyakit malaria yang merenggut ribuan jiwa penduduk Indonesia). Dinas tersebut kemudian berganti nama menjadi Komando Pemberantasan Malaria (KOPEM) pada 1963. Pembasmian malaria dilakukan dengan menggunakan obat Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) yang disemprotkan secara massal di rumah-rumah di seluruh Jawa, Bali dan Lampung. Penyemprotan secara simbolis dilakukan oleh presiden Soekarno pada tanggal 12 November 1959 di desa Kalasan, Yogyakarta. Lima tahun kemudian, lebih kurang 63 juta penduduk telah mendapat perlindungan dari penyakit malaria. Karena itu, pada tanggal 12 November 1964, keberhasilan pemberantasan malaria tersebut diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN) pertama.
“Saat ini, kita patut bersyukur bahwa sejak 1 Januari 2014, BPJS Kesehatan telah berfungsi menjalankan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai satu kesatuan Sistem Kesehatan Nasional (SKN)”, ucap Menkes.
Menkes menambahkan, bahwa selain mendorong kepesertaan mandiri, Pemerintah telah menyediakan bantuan iuran bagi seluruh masyarakat miskin, dan secara bertahap menggabungkan semua sistem pembiayaan kesehatan dari daerah agar memenuhi asas-asas portabilitas dalam payung JKN dan sistem jaminan sosial nasional (SJSN). Dari sisi pelayanan, ketersediaan fasilitas pelayanan terus ditingkatkan dan sistem rujukan berjenjang pun terus dibangun secara bertahap untuk menjamin efektivitas dan efisiensi pembiayaan serta mutu pelayanan.
Pada kesempatan tersebut, Menkes menyambut baik dan mengapresiasi beberapa Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang telah menyediakan 10% anggaran pembangunannya untuk kesehatan; membuat Perda untuk Kawasan Tanpa Asap Rokok; memberikan insentif bagi tenaga kesehatan dari APBD; serta membangun fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas di daerah.
“Di era desentralisasi, otonomi daerah serta demokratisasi yang telah kita pilih sebagai pola penyelenggaraan pemerintahan, daerah berperan besar untuk mengelola sumber daya yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi”, tandas Menkes.
Usai kegiatan upacara,bersama seluruh peserta upacara menyaksikan “Simulasi Penanggulangan Ebola” yang melibatkan TNI, POLRI dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline