Jakarta, 22 April 2014
Sidang Majelis Kesehatan Dunia atau World Health Assembly (WHA) menyepakati bahwa minggu terakhir di bulan April setiap tahunnya merupakan Pekan Imunisasi Dunia (PID) atau World Immmunization Week (WIW). Tahun ini, pekan imunisasi dunia dilaksanakan pada tanggal 23-30 April 2014. Tema global peringatan PID 2014 adalah “Are You Update?”, sementara di Indonesia menyusung tema “Imunisasi Untuk Masa Depan Yang Sehat”.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE, menyatakan bahwa pada peringatan Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2014 akan dilaksanakan Pelayanan Sepekan Imunisasi kepada bayi dan balita, utamanya yang belum melengkapi imunisasi dasarnya di Puskesmas, RS dan lainnya.
“Selain itu, juga dilakukan Drop Out Follow Up untuk melengkapi imunisasi anak yang terlewat, Sementara itu, puncak peringatan PID 2014 baru akan dilaksanakan pada awal Mei mendatang”, tutur Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, di sela-sela penjelasannya pada kegiatan temu media di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta (21/4).
Indonesia Bebas Polio
Pada 27 Maret 2014, Indonesia menjadi 1 dari 11 negara South East Asian Region (SEAR) yang berhasil menerima sertifikat Bebas Polio dari Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), di South-East Asia Regional Office WHO, New Delhi, India. Kesebelas negara tersebut, yaitu: Bangladesh, Bhutan, India, Korea Selatan, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, Timor Leste, dan Indonesia.
Namun demikian ada beberapa negara lain di dunia yang masih mempunyai kasus polio. Untuk mempertahankan keberhasilan ini, Indonesia tetap harus melaksanakan imunisasi polio dengan cakupan yang tinggi dan merata serta meningkatkan surveilens kasus lumpuh layu.
Imunisasi Murah dan Efektif
Imunisasi telah mencegah 2-3 juta kematian anak di dunia setiap tahunnya. Namun demikian masih terdapat 22,6 juta anak di dunia tidak terjangkau imunisasi rutin. Lebih dari 13 persen anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi secara lengkap padahal imunisasi lengkap dapat melindungi anak dari wabah, kecacatan dan kematian. Imunisasi dianggap sebagai upaya kesehatan yang paling efektif. Orang tua diharapkan melengkapi imunisasi anak mereka agar seluruh anak Indonesia terbebas dari penyakit yang sebenarnya dapat dicegah lewat imunisasi.
Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, menegaskan bahwa imunisasi melindungi anak-anak dari beberapa penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan, bahkan kematian. Jadi, imunisasi adalah salah satu langkah tepat bagi orang tua untuk menjamin kesehatan anaknya. Lebih lanjut, imunisasi tidak membutuhkan biaya besar, bahkan di Posyandu anak-anak mendapatkan imunisasi secara gratis.
Ada lima (5) jenis imunisasi yang diberikan secara gratis di Posyandu, yang terdiri dari imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio, DPT-HB, serta campak. Semua jenis vaksin ini harus diberikan secara lengkap sebelum anak berusia 1 tahun diikuti dengan imunisasi lanjutan pada batita.
Tahun 2013 pemerintah telah menambahkan vaksin Hib (Haemophilus influenza tipe b), yang digabungkan dengan vaksin DPT-HB menjadi DPT-HB-Hib. Imunisasi DPT-HB-Hib dan imunisasi lanjutan pada batita mulai dilaksanakan di 4 provinsi yaitu Jawa Barat, Yogyakarta, Bali dan NTB tahun 2013, selanjutnya di semua provinsi pada bulan April tahun ini.
Vaksin Hepatitis B untuk mencegah penularan Hepatitis B yang dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati.
Vaksin BCG berguna untuk mencegah penyakit tuberkulosis/TBC berat yang menyerang paru, kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa menimbulkan kematian atau kecacatan.
Vaksin Polio untuk mencegah penyakit lumpuh layu, yang kadang dapat menyebabkan kelumpuhan otot pernafasan bahkan kematian.
Vaksin Campak untuk mencegah penyakit campak yang dapat menimbulkan komplikasi radang paru berat (pneumonia), diare atau radang otak.
Vaksin DPT-HB-Hib dapat mencegah 6 penyakit, yaitu: Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang otak). Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan nafas, serta mengeluarkan racun yang dapat melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis berat dapat menyebabkan infeksi saluran nafas berat (pneumonia). Kuman Tetanus mengeluarkan racun yang menyerang syaraf otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan sulit bernafas. Kuman Haemophilus influenza tipe b dapat menyebabkan Pneumonia dan Meningitis.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan email kontak@depkes.go.id.