Jakarta, 21 April 2014
Senin pagi, bertepatan dengan Hari Kartini, dr. Anung Sugihartono, selaku Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, resmikan Rumah Menyusui di Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Jakarta. (21/4). Hadir dalam acara tersebut dr. Wiyarni Pambudi, Ketua Sentra Laktasi Indonesia (Selasi), dr. Utami Roesli, Pakar ASI.
“Pada kesempatan baik ini saya menyambut baik upaya Rumah Sakit Budi Kemuliaan sebagai Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi bekerjasama dengan Sentra Laktasi Indonesia (SELASI) untuk mengembangkan “Rumah Menyusui” yang nantinya diharapkan dapat menjadi pusat layanan dan dukungan menyusui serta tempat pendidikan dan pelatihan keterampilan membantu menyusui”, kata dr. Anung
Dalam sambutannya dr. Anung menyatakan, dari tahun ke tahun, secara nasional, kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi cenderung semakin membaik. Hal tersebut diperkuat dengan meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan cakupan kunjungan Ibu hamil pertama (antenatal K1) telah mencapai 81,3%, sementara cakupan kunjungan antenatal ke-4 mencapai 70,0 %, cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 86,9%.
Namun hal tersebut tidak serta merta diiringi dengan turunnya Angka Kematian Ibu (AKI), dimana AKI di Indonesia masih tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. Yaitu
padahal target MDG 5 Indonesia pada tahun 2015 sebesar 102/ 100.000 kelahiran hidup, sehingga target tersebut masih belum dapat dicapai.
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) dalam Survey Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 sebesar 32/1000 kelahiran hidup, dimana target MDG 4 pada tahun 2015 sebesar 23/ 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian akibat melahirkan sebesar 20/1000 kelahiran hidup, dimana target pada tahun 2015 sebesar 14/1000 kelahiran hidup.
Lebih lanjut dr. Anung menjelaskan berdasarkan data Riskesdas 2013, Kunjungan Ibu baru melahirkan pertama (kunjungan neonatal/KN-1) sebesar 71,3 % dan KN lengkap sebesar 39,3%.
“Dalam kualitas pelayanan neonatal perlu diperhatikan juga indikator mengenai ASI Eksklusif” tegas dr. Anung.
Menurut dr. Anung, merujuk data SDKI tahun 2012, persentase bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif (untuk umur bayi dibawah 6 bulan) sebesar 41%, ASI Eksklusif pada bayi umur 4-5 bulan sebesar 27 %, dan yang melanjutkan menyusui sampai anak umur 2 tahun sebesar 55%.
Rumah Menyusui
Dengan dikembangkannya “Rumah Menyusui” yang berlokasi di lantai 2 Rumah Sakit Budi Kemuliaan, diharapkan pihak Rumah Sakit ini selalu mengutamakan pemenuhan hak kesehatan Ibu dan bayi melalui pelaksanaan ASI Eksklusif, pelaksanaan rawat gabung/rooming in ibu dan bayi segera setelah ibu melahirkan dan lebih mengedepankan pemberian ASI dibandingkan dengan susu formula.
Tujuan pendirian Rumah Menyusui ialah sebagai pusat layanan dan dukungan menyusui serta tempat pendidikan dan pelatihan keterampilan membantu menyusui. Sejalan dengan kebijakan dari pemerintah tentang pemberian ASI eksklusif guna menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 bulan.
Kampanye Peduli Kesehatan Ibu
Peresmian Rumah Menyusui adalah salah satu dari rangkaian dalam Kampanye ‘Peduli Kesehatan Ibu’ yang akan berjalan selama 9 bulan.dimulai pada 21 April – 22 Desember 2014. Rencananya pencanangan kampanye Peduli Kesehatan Ibu akan diresmikan oleh Menteri Kesehatan tanggal 28 April 2014 di Jakarta. Kampanye tersebut memanfaatkan momen hari-hari penting terkait kesehatan ibu dan disebarluaskan melalui sosial media menggunakan penanda #SayangIbu.
Berapa contoh pesan yang dilontarakan para pengguna media sosial diantaranya ‘Setiap tahun ada sekitar 16.000 kasus kematian Ibu di Indonesia, angka ini 50 kasa/hari atau 2 kasus/jam’ #SayangIbu dan ‘Sudahkah ibu memiliki pemahaman pentingnya ASI bagi bayi? Bagi dirinya? Bagi keluarga? Bgmn dgn dukungan & layanan menyusui?’ #SayangIbu
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan emailkontak@depkes.go.id.