WHA Update
Jenewa, 19 Mei 2015
Indonesia memahami bahwa kekebalan terhadap antibiotika akan mempengaruhi semua manusia, tanpa memperhatikan tempat tinggal, tingkat kesehatan, lingkungan ekonomi, gaya hidup atau kebiasaan sehari-hari. Hal ini juga akan mempengaruhi sektor lain di luar kesehatan, seperti kehewanan, pertanian, ketahanan pangan dan pembangunan ekonomi.
Demikian pernyataan Menkes RI Prof. Dr. Nila F. Moeloek pada side event pertemuan WHA-68 di Jenewa, Swiss (19/5) tentang Political Commitment and Global Efforts to Accelerate Responsible use of Antimicrobial. Acara ini diprakarsai oleh Foreign Policy and Global Health (FPGH). Selain Menkes RI, panelis lain adalah Menkes Australia, Menkes Jerman, Menkes India, dan Menkes Thailand. Hadir pula pada acara ini Direktur Jenderal WHO Indonesia dr. Margareth Chan.
Dalam pernyatannya, Menkes RI menegaskan bahwa Indonesia telah mengadopsi Keputusan Pertemuan Menteri tahun 2014 tentang Antimicrobial Resistance Control Committee (ARCC-Komite Pengendalian Kuman Kebal Antibiotik) yang melibatkan berbagai ahli, baik di dalam maupun di luar lingkungan Kementerian Kesehatan, termasuk Persatuan/Asosiasi Profesi Kesehatan untuk menjawab tantangan.
Melalui ARCC, Indonesia telah mengembangkan Strategi dan Rencana Aksi Nasional, secara komprehensif mengatasi masalah terkait kekebalan antibiotik, dalam 5 (lima) tahun ke depan, mulai dari upaya promosi dan pencegahan, di tingkat Puskesmas dan layanan Rujukan serta memperkuat kerjasama antar sektor. “Indonesia secara terus menerus berusaha meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap AMR”, tegas Menkes.
Menkes menekankan, penerapan langkah-langkah pencegahan AMR memerlukan kepedulian dari semua pihak baik di tingkat national, regional dan global. Kepedulian ini harus dapat dilakukan melalui rangkaian proses dari pendidikan sampai kepada pelaksanaan. Indonesia baru mulai melaksanakan pendidikan dan peningkatan keterampilan tenaga kesehatan. Selain itu, peningkatan kepeduliaan juga dilakukan pada layanan kesehatan.
Sebagai bagian dari negara berkembang, Indonesia mengakui masih banyak tantangan terkait kemampuan kelembagaan dan keterbatasan sumberdaya untuk melaksanakan seluruh kegiatan diatas. Oleh karena itu, kerjasama dan dukungan teknis dari WHO dibutuhkan dalam membangun program yang berkelanjutan untuk mengatasi kekebalan kuman terhadap antibiotik.
“Indonesia percaya bahwa Rencana Nasional yang dilaksanakan sejalan dengan rencana aksi global, akan dapat mendukung program AMR”, tegas Menkes.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan alamat emailkontak@kemkes.go.id.