Kesehatan ibu merupakan hal yang sangat penting dan menjadi salah satu prioritas program kesehatan masyarakat. Pelayanan darah yang aman dan berkualitas merupakan bagian yang tidak terpisahkan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) melahirkan. Salah satu penyebab dari kematian ibu melahirkan adalah perdarahan. Untuk mencegah kematian ibu, diperlukan akses terhadap pelayanan darah yang cukup. Hal ini dapat dicapai jika banyak donor darah sukarela yang secara rutin mendonorkan darahnya, sehingga unit transfusi darah (UTD) dapat memenuhi permintaan darah dari fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan standar WHO, jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia sekitar 5,1 juta kantong pertahun atau 2% jumlah penduduk Indonesia, sedangkan produksi darah dan komponennya saat ini sebanyak 4,1 juta kantong dari 2,7 juta donasi, dimana 84,72% diantaranya berasal dari donor darah sukarela. “Hal ini berarti bahwa secara nasional kita masih membutuhkan tambahan produksi darah dan komponen darah sebanyak sekitar 1 juta kantong/tahun”, kata Menkes, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp. M (K) dalam sambutannya pada acara Penutupan Rapat Kerja Nasional Bidang Kesehatan dan Sosial Palang Merah Indonesia (PMI), di Jakarta (10/6).
Rakernas PMI yang dihadiri Wapres Jusuf Kalla ini merupakan rangkaian dari Hari Donor Darah Sedunia yang diperingati setiap tanggal 14 Juni. Tema Hari Donor Darah Sedunia Tahun 2015 adalah “Thank you for saving my life” dengan sub tema “Setetes darah menyelamatkan bagi ibu melahirkan”.
Unit Transfusi Darah (UTD) yang mensuplay darah ke fasilitas pelayanan kesehatan. Saat ini suplai darah dari UTD ke Fasyankes yang membutuhkan belum merata diseluruh Kab/Kota di Indonesia. Tercatat baru terdapat 376 UTD baik milik PMI maupun Pemerintah yang tersebar di 367 Kab/Kota, sehingga masih banyak fasilitas pelayanan kesehatan di Kab/Kota tertentu kesulitan memperoleh darah.
Bertepatan dengan Rakernas PMI, dicanangkan pula program “Desa Donor Darah”. Menkes mengharapkan dengan adanya program ini dapat memperkuat kembali peran dari desa siaga dimana setiap ibu hamil mempunyai donor pendamping yang siaga. Peran dari masyarakat, tim Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Puskesmas dan Unit Transfusi Darah sangat dibutuhkan untuk mensukseskan program ini.
“Saya mengharapkan, melalui program “Desa Donor Darah” tersebut maka kekurangan kebutuhan darah dan komponen darah dapat terpenuhi. Sehingga program tersebut tidak hanya menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan darah bagi ibu melahirkan tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk penyakit-penyakit lain yang membutuhkan darah.” tandas Menkes.
Menkes juga menyampaikan apresiasi yang setingi-tingginya terhadap berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh PMI selama 70 tahun berdirinya baik di tingkat pusat maupun di daerah di seluruh wilayah negeri tercinta ini guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik pada kondisi sehari-hari maupun pada saat terjadi bencana.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email kontak@depkes.go.id.