Jakarta, 27 November 2015
Indonesia telah berhasil mendapatkan sertifikasi bebas polio bersama dengan Negara-negara South East Asia Region (SEARO) pada bulan Maret 2014. Akan tetapi masih ada dua regional di dunia yaitu Regional Eastern Mediteranian dan Regional Afrika yang belum mencapai eradikasi polio. Untuk itu dibutuhkan komitmen seluruh negara untuk bersama-sama melakukan upaya pelaksanaan tahapan kegiatan menuju eradikasi sehingga diharapkan pada Tahun 2020 kita dapat mewujudkan Eradikasi Polio di Dunia. Jika hal ini dapat kita wujudkan maka ini adalah sebuah prestasi yang sangat berharga mengingat baru ada satu penyakit yang telah eradikasi di dunia yaitu Penyakit Cacar (Variolla).
Untuk mencapai target tersebut maka telah disusun The Polio Eradication and Endgame Strategic Plan yang telah disepakati oleh seluruh negara.
Selain upaya menuju eradikasi polio yang kita lakukan, program pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) lainnya yang menjadi target global adalah eliminasi campak serta pengendalian rubela/ Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2020.
Saat ini Indonesia juga sedang melaksanakan program menuju eliminasi campak, dengan upaya pelaksanaan case based measles surveillance – CBMS yang dikonfirmasi berdasarkan laboratorium. Sejalan dengan program eliminasi campak, pengendalian rubela melalui surveilans rubela juga dilaksanakan secara terintegrasi dengan surveilans campak.
Demikian sambutan Menteri Kesehatan, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) pada acara Pengukuhan Kelompok Kerja Nasional Eradikasi Polio, Komite Ahli Eradikasi Polio, Surveilans Acute Flaccid Paralysis Polio, Serta Komite Ahli Verifikasi Eliminasi Campak Dan Pengendalian Rubela Serta Komite Ahli Verifikasi Eliminasi Campak Dan Pengendalian Rubela (CRS) di Jakarta, Jumat (27/11).
Mengacu pada The Polio Eradication and Endgame Strategic Plan, menuju eradikasi polio dunia, Indonesia mempunyai rencana kegiatan yang telah disusun antara lain yaitu : 1) Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang akan dilaksanakan pada tanggal 8-15 Maret 2016 sebagai upaya mitigasi dalam memberikan perlindungan optimal dari kemungkinan terjadinya kasus penyakit polio di Indonesia; 2) Pelaksanaan penggantian/switching vaksin trivalent Vaksin Polio Oral (tOPV) menjadi bivalent Vaksin Polio Oral (bOPV) pada tanggal 4 April 2016 bersama dengan negara-negara lain yang masih menggunakan vaksin polio oral; 3) Pelaksanaan Introduksi Inactived Polio Vaccine (IPV) ke dalam imunisasi rutin mulai bulan Juli 2016; 4) Penguatan imunisasi rutin dengan target cakupan imunisasi polio > 95%.
Terkait pengendalian rubela yang merupakan penyakit sejenis campak yang berbahaya bila terkena pada Ibu hamil karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin yang dikandungnya (Congenital Rubella Syndrome/CRS), Indonesia akan menambahkan imunisasi rubela ke dalam program imunisasi rutin nasional dalam bentuk vaksin kombinasi dengan campak (Measles Rubella/MR), yang didahului dengan kegiatan imunisasi tambahan MR pada tahun 2017.
Untuk memastikan seluruh kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai rencana dibutuhkan tim yang terdiri dari pemerintah, para ahli, stakeholder dan lintas sektor terkait yang berperan aktif mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai pemantauan dan evaluasi seluruh rangkaian kegiatan.
Dengan imunisasi polio, campak dan rubela bersama kita melindungi anak-anak kita dan anak-anak di seluruh dunia.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 1500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021)52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.