Dinas Kesehatan Kabupaten Keroom melaporkan adanya kasus diare di Kabupaten Keroom, dengan sebagian kecil diantaranya mengalami muntah. Dengan demikian kejadian ini bukan kasus Muntaber sebagaimana dilansir media nasional beberapa waktu lalu.
Adapun catatan di RSUD kab. Keroom yang diterima Dinas Kesehatan Provinsi Papua adalah pada bulan Februari terdapat 134 kasus diare tanpa kematian; bulan Maret 27 kasus tanpa kematian; dan bulan April 76 kasus dengan 1 kematian (bayi berumur 5 bulan). Dari 76 kasus diare di bulan April ini, 28 orang diantaranya masih dirawat di RSUD Keroom.
Kasus diare di Kabupaten Keroom tersebar di 3 desa yaitu Desa Arso 2, Desa Arso 6, dan Desa Arso Swakarsa, Kec. Arso. Sementara ini, peningkatan kasus diare tersebut belum dinyatakan KLB (kejadian luar biasa).
Guna mengetahui penyebab kasus ini, Dinkes setempat telah mengambil sampel air dan rectal swab pada minggu ke 15. Sampel ini selanjutnya di bawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jayapura. Sementara itu, untuk menjaga agar tidak ditemukan kasus baru, Dinkes Kab. Keroom dan Puskesmas Keroom melakukan klorinasi, termasuk surveilans ketat terhadap kemungkinan bertambahnya kasus.
Menurut hasil surveilan, diduga adanya pencemaran air (air keruh) akibat banjir, sebagai fakto risiko diare. Saat ini tim surveilan masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
Hingga saat ini Dinas Kesehatan Keerom dapat mengatasi kasus diare di wilayahnya. Sementara ketersediaan obat dan tenaga kesehatan di RS dan Puskesmas juga masih memadai.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Oscar Primadi