Penyakit akibat gangguan tiroid merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang berpotensi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Di Indonesia, kasus PTM yang menjadi perhatian dan pengendalian pada dewasa ini terdiri dari kasus hipertensi, penyakit jantung, DM, PPOK, kanker leher rahim, asthma, dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas.
Tiroid sendiri merupakan kelenjar endokrin berbentuk kupu-kupu yang terletak pada bagian depan leher di bawah jakun. Kelenjar tiroid ini berukuran kecil, namun mempunyai peran penting bagi manusia karena bertugas memproduksi hormon tiroid yang membuat otak, jantung, otot dan organ lain dalam tubuh dapat bekerja sebagaimana mestinya serta membantu tubuh tetap hangat.
“Faktor resiko dari penyakit tiroid adalah umur, jenis kelamin, genetik, merokok, stres, riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan autoimun, zat kontras yang mengandung Iodium, obat-obatan dan lingkungan,” ujar dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dalam pembukaan seminar pekan Tiroid Internasional di Jakarta (24/5).
Tema yang diangkat pada seminar hari ini adalah “Waspada Gangguan Tiroid” yang merupakan bagian dari peringatan Pekan Peduli Tiroid Internasional 2016. Acara ini merupakan salah satu wujud kepedulian dan keseriusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama para mitra dalam menanggulangi gangguan tiroid di Indonesia. Mengingat masih banyak masyarakat yang belum memahami ganguan tiroid.
Salah satu narasumber pada seminar ini, Dr. dr. Imam Subekti, SpPD, KEMD, Kepala Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM mengatakan penyakit tiroid sendiri sering dianggap remeh oleh masyarakat sehingga tak segera ditangani. Padahal, gangguan tiroid dapat menyerang semua individu pada berbagai usia. Gangguan tiroid yang tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat mempengaruhi kualitas kehidupan sehari-hari dan memiliki dampak psikologis yang memberatkan.
“Gangguan pada tiroid dapat memiliki berbagai bentuk seperti; hipertiroid dan hipotiroid; kelainan bentuk kelenjar tiroid, kanker tiroid dan gangguan dalam bentuk peradangan (inflamasi), ujar Dr. Imam dalam penjelasannya.
Oleh karena itu diharapkan masyarakat untuk tetap waspada akan gangguan kelenjar Tiroid. Masyarakat dapat melakukan pencegahan dengan deteksi dini dan mendatangi fasilitas kesehatan terdekat.
dr. Lily juga menambahkan Kemenkes memiliki kebijakan dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit tiroid faktor risiko antara lain:
Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko, penemuan dan tatalaksana kasus, surveilans epidemiologi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) faktor risiko penyakit tiroid
Peningkatan kemampuan petugas kesehatan dan masyarakat serta mengupayakan ketersediaan sarana dan prasarana
Peningkatan jejaring kerja lintas program, lintas sektor dan stake holder terkait baik di Pemerintah maupun Pemerintah Daerah
Menumbuhkembangkan potensi masyarakat kearah kemandirian dalam pengendalian penyakit tiroid
Peningkatan peran Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pengendalian penyakit
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.