Hari Anak Nasional (HAN) setiap tanggal 23 Juli. Tema HAN Tahun 2016 adalah Akhiri Kekerasan Anak, sementara tema dalam bidang kesehatan adalah “Membangun Budaya Positif dengan Memahami Tumbuh Kembang Anak Indonesia”
Peringatan HAN, merupakan salah satu bentuk kepedulian bangsa Indonesia terkait dengan pemenuhan hak anak untuk menjadi generasi penerus yang berkualitas, tangguh, kreatif, jujur, sehat, cerdas, berprestasi, dan berakhlak mulia. Peringatan HAN juga mengingatkan kita, bahwa seluruh komponen bangsa, orang tua, keluarga, masyarakat termasuk dunia usaha, institusi pendidikan, profesi dan pemerintah mempunyai tanggung jawab dan kewajiban melaksanakan amanah Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang saat ini telah diubah dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014, serta Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dalam pemenuhan hak dan perlindungan kesehatan anak untuk meningkatkan kelangsungan dan kualitas hidup anak.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan kesehatan anak adalah masalah pertumbuhan dan perkembangan. “Selayaknya kita bersama harus memberi perhatian besar pada pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, sebagai upaya dalam menyiapkan generasi sehat dan berkualitas,” kata Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI Anung Sugihantono pada peringatan HAN di area car free day, di Jakarta (31/7). Peran semua pihak dalam menciptakan lingkungan anak yang kondusif akan menghasilkan generasi yang tumbuh dan berkembang optimal untuk melanjutkan cita-cita pembangunan bangsa di masa yang akan datang, tambah Anung.
Anak merupakan kelompok rentan untuk mengalami kekerasan. Dimana dampaknya tidak hanya secara fisik, namun juga psikis dan sosial yang dapat menyebabakan gangguan kesehatan, menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan, namun peran dan kehadiran orang tua dan keluarga sangat penting dalam mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak.
Mengingat berbagai peristiwa dan kejadian kekerasan yang menimpa dan dialami sebagian anak Indonesia beberapa waktu terakhir ini, perlu disampaikan mengenai 6 Pesan untuk Pencegahan Kekerasan di Lingkup Keluarga, yakni:
1. Perbanyak komunikasi dengan anak, bicara terbuka dari hati ke hati
2. Mulai kenali anak dengan bagian-bagian tubuhnya dan jelaskan yang bersifat pribadi
3. Ajarkan anak untuk bersikap asertif dan berani mengatakan TIDAK untuk hal-hal yang tidak benar
4. Dampingi anak dalam menonton audio visual dan internet
5. Bekali anak dengan nilai-nilai moral, norma sosial dan agama sesuai dengan usia pemahaman anak
6. Perbanyak komunikasi dengan guru tentang kondisi anak.
Pada acara tersebut dr. Anung mengajak semua pihak untuk terus menngkatkan pengetahuannya tentang kesehatan anak khususnya dalam hal pemantauan pertumbuhan dan perkembangan serta pencegahan kekerasan terhadap anak.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI.