Dalam rangkaian Pekan ASI Sedunia (PAS) tahun 2016, Kemenkes menyelenggarakan temu media bersama Direktur Gizi Masyarakat Ir. Doddy Izwardy, MA, Pakar ASI Nasional, dr. Utami Roesli, MBA, Sp.A, IBCLC, dan Deputi II staff Kepresidenan RI, Enda Ginting, di Jakarta (5/8).
Peringatan PAS tahun 2016 diadakan setiap pekan pertama bulan Agustus. Adapun tema yang diangkat tahun ini adalah Breastfeeding: A Key To Sustainable Development dan tema nasional “Ibu menyusui sampai 2 tahun lebih hemat, anak sehat dan cerdas: dalam rangka mewujudkan keluarga sejahtera”. Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan informasi yang benar tentang ASI dan manfaatnya agar anak sehat dan cerdas dengan mengajak berbagai pihak untuk ikut mendukung ibu menyusui, karena pemberian ASI utamanya hingga anak berusia 2 tahun memerlukan dukungan berbagai pihak.
Direktur Gizi Masyarakat, Ir. Doddy menjelaskan ASI memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan daya tahan tubuh anak. Anak yang diberi ASI eksklusif adalah yang hanya diberikan ASI saja sejak lahir sampai berumur 6 bulan. Selanjutnya, memberikan Makanan Pendamping air susu ibu (MP ASI) setelah anak berumur umur 6 bulan dan tetap memberikan ASI hingga berusia 2 tahun akan membuat tumbuh dan kembang anak menjadi optimal dan tidak mudah sakit.
“Anak yang diberikan ASI akan lebih sehat dan lebih jarang dirawat di rumah sakit,” ujar Doddy.
Selain itu pemberian ASI hingga 2 tahun kepada anak juga berhubungan dengan periode 1000 hari pertama dalam kehidupan atau disebut periode emas (golden Period). Hal ini dikarenakan periode awal kehidupan juga disebut periode sensitive, yaitu didasarkan pada masa kehamilan (janin) sampai anak usia 2 tahun terjadi proses tumbuh kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia lain.
Selain itu, menurut dr. Utami, pemberian ASI adalah cara alami dan murah dalam memberikan makanan kepada bayi dan anak. Pemberian ASI oleh ibu tidak akan membebani biaya rumah tangga dibanding yang tidak memberikan ASI kepada anaknya. Hal ini sejalan dengan pemberian ASI yang akan mengurangi resiko terkena penyakit.
“Dengan memastikan pemberian ASI yang optimal, negara dapat mencegah potensi penyakit Diare dan Pneumonia yang dialami oleh bayi atau Balita yang tidak diberikan ASI secara memadai”, ujar dr. Utami.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.