Setelah dideklarasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 19 Mei 2016 lalu, keberhasilan Indonesia mengeliminasi Tetanus pada Ibu dan Bayi atau maternal and neonatal tetanus (MNT) mendapat apresiasi langsung dari Director General of the WHO, Dr. Margaret Chan, dan Regional Director of WHO South-East Asia Region, Dr. Poonam Khetrapal Singh, kepada Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.(K), selaku perwakilan dari pemerintah Indonesia. Penghargaan diberikan dalam suatu kesempatan di dalam perhelatan The 69th Session WHO Regional Committee of WHO South East Asia, Kolombo, Sri Lanka, Selasa siang (6/9).
Dalam penghargaan tersebut dinyatakan, “this is a significant achievement and an important contribution towards the continued reduction of maternal and neonatal mortality in member states. The World Health Organization deems it an honour to acknowledge, with deep appreciation, the commitment and the efforts of the Government of the Republic of Indonesia, and, isn particular, the contribution of H.E. Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Farid moeloek, Sp.M(K), Minister of Health, towards the achievement of this landmark public health success”.
Berkaitan dengan hal ini, Menkes menyatakan bahwa kondisi geografi Indonesia menjadi tantangan besar bagi upaya kesehatan, khususnya upaya eliminasi tetanus. Dalam beberapa tahun terakhir, seluruh propinsi di Indonesia dikelompokkan ke dalam empat region, tiga diantaranya telah berhasil melakukan eliminasi tetanus pada ibu dan bayi di bawah usia 28 hari (maternal and neonatal tetanus, biasa disingkat MNT) di tahun 2010 dan 2011. Sementara itu, eliminasi tetanus di region ke 4 yang mencakup Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara telah berhasil pada Mei 2016 lalu. Akhirnya, status eliminasi mencakup seluruh Indonesia. Arti dari status eliminasi yang diberikan adalah bahwa terdapat kurang dari 1 kasus tetanus neonatal pada setiap 1.000 (seribu) kelahiran hidup di setiap Kabupaten/Kota.
“Kerja keras kita bersama yang telah membawa Indonesia mencapai eliminasi tetanus, bahkan di daerah yang sulit, seperti Papua dan Papua Barat. Mari pertahankan ini dengan tetap melakukan imunisasi anti tetanus terutama pada ibu hamil. Hal ini bisa tercapai apabila layanan kesehatan tersedia dengan kualitas baik di seluruh wilayah Indonesia”, tutur Menkes.
Tetanus neonatal kerap disebut ‘silent killer’ karena penyakit ini menyebabkan banyak bayi baru lahir meninggal secara cepat, padahal Tetanus sangat dapat dicegah dengan memprioritaskan vaksinasi tetanus-toxoid (TT) yang tepat waktu dan pelayanan kelahiran yang higienis.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.