Jakarta, Dua orang korban kritis akibat ledakan bom bunuh diri di GBIS Solo telah berhasil dioperasi di RS dr Oen, Kandangsapi, Solo. Keduanya mengalami luka serius akibat mur yang terlempar dari ledakan masuk ke dalam otak dan kantung kemihnya.
“Tujuh orang telah berhasil dioperasi, termasuk dua di antaranya adalah korban yang mengalami luka kritis,” ujar Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes, Dr. Supriyantoro, Minggu, (25/9) malam.
Dua korban kritis itu adalah Defiana (18 tahun). Jemaat GBIS tersebut mengalami luka serius karena ada mur yang masuk dan bersarang di dalam otaknya. Sedangkan korban kritis berikutnya adalah Febriana Puspadewi (44 tahun) akibat mur yang menembus kantung kemihnya.
“Untuk korban Defiana masih harus dilakukan evaluasi lebih lanjut tentang hasil operasi maupun dampak berikutnya bagi kesehatan otak korban,” lanjutnya sembari menambahkan seluruh biaya pengobatan para korban ditanggung oleh negara melalui Pusat Penanggulangan Krisis.
Lebih lanjut Supriyantoro menegaskan, terdapat 28 jemaat GBIS yang mengalami luka akibat ledakan bom bunuh diri siang tadi. Dari jumlah tersebut, 14 orang di antaranya harus mengalami rawat inap akibat peristiwa tersebut. Seluruh korban rawat inap berada di RS dr Oen, Kandangsapi, Solo. Korban yang lainnya telah diperbolehkan pulang.
Empatbelas orang yang harus rawat inap itu adalah:
Belarmin Boris (18 tahun)
Sugiyanto (48 tahun)
Noviawati (27 tahun)
Septi Rohida (22 tahun)
Restiono (35 tahun)
Yulianti (78 tahun)
Defiana (18 tahun)
Hariyoko (78 tahun)
Febe (57 tahun)
Go Sing Wan (52 tahun)
Stefanus Suritno (73 tahun)
Febriana Puspadewi (44 tahun)
Olivia Putri (16 tahun)
Ferdianta (19 tahun).
Sumber : Detikcom