RSUP dr. Sardjito Yogyakarta hingga saat ini masih melakukan serangkaian pemeriksaan lebih detil untuk memastikan adanya bakteri antrax pada pasien yang meninggal pada tanggal 6 Januari lalu dan perlu konfirmasi laboratorium Litbangkes. Ada kabar di media sosial yang menyatakan bahwa ada 15 orang Kulon Progo yang dirawat di RSUP dr. Sardjoto. Berita ini tidak benar. RSUP dr. Sarjdito hanya merawat 1 pasein diduga antrax. Masyarakat tidak perlu khawatir karena rumah sakit aman untuk berkunjung maupun berobat.
Dinas Kesehatan Kulon Progo sebelumnya telah melakukan investigasi bersama dengan Dinas Peternakan, Field Epidemiology Training Program (FETP) Fakultas Kedokteran UGM, INA RESPOND Litbangkes, Balai Besar Veteriner Wates, dan RSUP Dr. Sarjdito. Hasil ini selanjutnya akan diverifikasi oleh Kemenkes. Tim memastikan tidak ada kasus tambahan pada manusia.
Hingga saat ini Dinas Kesehatan Kulon Progo masih dapat menangani kasus di wilayahnya. Adapun yang dilakukan Dinkes setempat diantaranya adalah Penemuan dan penanganan penderita, Pemeriksaan laboratorium untuk kepastian diagnosis; Pelacakan faktor risiko penularan; Update knowledge di Puskesmas Girimulyo 2, melakukan pengobatan, Penanganan limbah medis : limbah B3B ke Medivest; Pengendalian faktor risiko; Sosialisasi kepada camat, kepala desa dan kepala dusun, serta Pemberian Suplemen kepada petugas di lapangan.
Masyarakat khususnya di wilayah Kulon Progo tidak perlu takut mengkonsumsi daging asalkan dagingnya sehat; pastikan daging yang dibeli bersertifikat, masak daging dengan sempurna dengan suhu >100 derajat celcius selama 5 – 10 menit, serta selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI.
Kepala Biro
Oscar Primadi