Jakarta, 28 Februari 2017
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menaruh perhatian yang besar terhadap pemenuhan gizi pada anak, yang tentunya sangat berdampak pada kualitas generasi bangsa Indonesia ke depannya.
“Kenapa saya muter ke daerah, memberikan makanan tambahan untuk anak-anak, untuk ibu hamil dan untuk Balita. Saya hanya ingin memberikan pesan bahwa yang namanya gizi itu diperlukan sejak dalam kandungan. Saya selalu sampaikan. Ini investasi jangka panjang”, tutur Presiden dalam sambutannya saat membuka kegiatan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2017 di Birawa Assembly Hall Bidakara Jakarta, Selasa (28/2).
Dalam sambutannya, Presiden menyerukan agar masyarakat harus memperhatikan dan memprioritaskan pemenuhan gizi di dalam keluarga.
“Jangan sampai ada uang dipakai untuk beli rokok dan tidak dipakai untuk menambah gizi anaknya. Hal-hal seperti itu diingatkan pada keluarga-keluarga di kampung, di desa dimana Puskesmas itu ada. Kalau enggak seperti itu, enggak ngerti mereka”, tambah Presiden.
Presiden mengatakan bahwa adanya peluang bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2025-2030. Pada saat itu, jumlah usia produktif di Indonesia akan meningkat pesat.
“Karena 2025-2030 akan ada bonus demografi. Kalau bonusnya nanti tidak berada pada kualitas yang baik justru akan menjadikan beban kita semuanya.
Presiden mengharapkan, Indonesia Emas pada tahun 2045 harus menjadi cita-cita bersama. Indonesia berpeluang menjadi negara besar dengan pendapatan yang tinggi dan mampu berkompetisi dengan negara-negara lain.
“Tugas kita itu, mengantarkan anak-anak kita untuk menuju kepada Indonesia emas di 2045”, tandas Presiden.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan email kontak@depkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Kesehatan
drg. Oscar Primadi, MPH