Jakarta, 10 April 2017
Hari Kesehatan Sedunia (HKS) kali ini lebih mengutamakan pergerakan daripada seremonial dengan tema “Depresi, Yuk Curhat.” Pergerakan dilakukan dengan Pelatihan Bagi Pelatih Ketangguhan Mental Antenatal bagi Ibu Hamil, Temu Blogger dalam rangka kampanye Publik via Media Sosisal, Temu Media, Penyuluhan Kesehatan Jiwa, Himbauan Pelaksanaan Deteksi Dini depresi, dan seminar.
“Tahun ini istimewa, karena mengangkat topik yang menyadarkan mata kita. Saya bersyukur HKS bukan seremonial saja tapi benar-benar kita menggerakkan,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI dr. Mohamad Subuh, MPPM pada Seminar Awam tentang “Keluarga Sehat, Bebas Depresi” di Gedung Kemenkes, Senin (10/4).
Dr. Subuh menambahkan berdasarkan data WHO pada 2015 sekitar 300 juta orang di dunia mengalami depresi. Sementara di Indonesia, sekitar 9,2 juta masyarakat yang mengalami depresi.
“Kita sadari, apapun tingkah kita atau bekerja akan menyebabkan depresi. Kita mengerti seluruh dunia terdapat 760 ribu yang bunuh diri akibat depresi setiap tahunnya,” kata dr. Subuh.
Hasil identifikasi masalah yang dilakukan pihaknya, kata dr. Subuh, ditemukan kekurangan pada pemahaman masyarakat tentang kesehatan jiwa, kepedulian masyarakat, stakeholder, dan petugas kesehatan masih kurang, serta stigma pengucilan bagi penderita gangguan jiwa berat.
Pergerakan yang dilakukan pada HKS 2017 ini dijadikan sebagai upaya untuk menurunkan masalah akibat depresi. Dr. Subuh mengajak masyarakat meningkatkan kesehatan jiwa dari depresi melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang salah satu dari 12 indikatornya yakni soal gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan.
Depresi Berat dapat Disembuhkan
Yang terjadi pada otak saat depresi yakni pikiran tidak seimbang dengan emosi karena Amigdala pada otak bekerja berlebihan.
Ahli Neurosains Ihsan Gumelar mengatakan sehebat apapun depresinya pasti bisa diubah menjadi kondisi sebelum depresi.
“Saraf pada otak bersifat elastis dan tidak akan berubah. Artinya ketika mengalami depresi berat itu dapat disembuhkan kembali,” kata Ihsan Gumelar pada Seminar Awam tentang “Keluarga Sehat, Bebas Depresi” di Gedung Kemenkes, Senin (10/4).
Ihsan menambahkan, solusi depresi berat dapat dilakukan dengan berpikir positif karena kondisi di luar tubuh manusia tidak bisa dikontrol, tapi di dalam otak dapat dikontrol.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP. 196110201988031013