Pada 1 Desember 2011 dalam rangka peringatan Hari AIDS Sedunia di kantor Kementerian Kesehatan, selain meluncurkan hasil Survei Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP) 2011, saya juga meluncurkan Buku Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral Pada Orang Dewasa 2011.
Pedoman yang sangat dinantikan ini secara resmi mengubah kriteria untuk mulai ART (Anti Retroviral Therapy), terutama dengan meningkatkan batas jumlah CD4 dari 200 menjadi 350, sehingga seseorang menjadi lebih awal/ dini dapat pengobatan. Selain itu, dianjurkan ART bila mungkin dimulai oleh ibu hamil terinfeksi HIV. Pedoman juga mengusulkan agar bila mungkin dilakukan tes HbsAg (tes antibodi hepatitis B/HBV) sebelum mulai ART. Dan kalau dibutuhkan terapi untuk HBV, ART harus dimulai tidak memandang jumlah CD4.
Terkait pemantauan, dianjurkan evaluasi fungsi ginjal (kreatinin) untuk yang memakai TDF dilakukan sebelum mulai, setiap tiga bulan pada tahun pertama dan kemudian jika stabil, setiap enam bulan. Disediakan juga panduan mengenai kepatuhan, termasuk faktor yang mempengaruhinya, tiga langkah yang harus dilakukan oleh petugas sebelum ART dimulai, lengkap dengan pedoman mengenai kesiapan pasien.
Buku ini mencantumkan pedoman amat rinci yang bersifat teknis diagnosis, pengobatan dan pemantauan antara lain:
Saat Memulai ART:
* Semua pasien dewasa dengan infeksi HIV dengan CD4 <350 harus memulai ART, terlepas ada tidaknya gejala klinis
* Pasien dengan stadium klinis lanjut (stadium klinis 3 atau 4) harus memulai ART berapapun jumlah CD4-nya
Jenis ARV yang harus digunakan sebagai lini 1:
* Terapi lini 1 harus berisi NNRTI + 2 NRTI
* ART lini 2 harus memakai PI yang dikuatkan oleh ritonavir ditambah 2 NRTI, dengan pemilihan AZT atau TDF tergantung dari apa yang digunakan pada lini 1, dan 3TC
Pemantauan Laboratoris:
* Semua pasien perlu mempunyai akses pemeriksaan CD4 untuk rawatan pra-ART dan manajemen ART yang lebih optimum
* Dianjurkan pemeriksaan viral load untuk memastikan kemungkinan gagal terapi
* Pemantauan toksisitas obat berdasarkan gejala dan hasil laboratorium
Koinfeksi HIV/TB:
* Berapapun jumlah CD4-nya, pasien dengan koinfeksi HIV dan TB harus memulai ART sesegera mungkin setelah memulai terapi TB selama 2-8 minggu atau setelah OAT dapat ditoleransi dan stabil
Koinfeksi HIV/HBV:
* Berapapun jumlah CD4-nya atau stadium klinisnya, pasien yang
memerlukan terapi untuk infeksi HBV (hepatitis kronik aktif) perlu memulai ART
* Paduan ARV untuk keadaan ini menggunakan TDF dan 3TC atau FTC
Ibu Hamil:
* Mulai ART pada semua ibu hamil terinfeksi HIV, apapun stadium klinisnya atau berapapun jumlah CD4
* Jangan menggunakan EFV selama trimester I kehamilan
Diharapkan buku ini dapat meningkatkan lagi program penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.
Prof dr Tjandra Yoga Aditama
SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Kementerian Kesehatan RI