Bandung, 21 April 2017
Kementerian Kesehatan RI gandeng blogger dalam mempromosikan hal-hal yang berhubungan dengan pembangunan kesehatan. Dalam hal ini Kemenkes berharap blogger dapat bekerjasama dalam mengkampanyekan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
“Kita jadikan blogger sebagai mitra strategis bagi Kemenkes, sebagai pintu masuk untuk mengembangkan, mengkampanyekan, dan mempromosikan Germas. Terutama hal-hal yang dapat mengubah mind set dan perilaku masyarkat terhadap apa yang kita anggap menjadi kendala di dalam pembangunan kesehatan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI drg. Oscar Primadi pada Temu Blogger di Bandung, Jumat (21/4).
Peranan blogger, kata drg. Oscar, sangat penting sekali untuk menekan angka kematian akibat penyakit tidak menular, seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Begitupun penyakit tidak menular lainnya yang tidak hanya meningkatkan angka kematian, tetapi juga menyebabkan tidak efisiensinya pembangunan ekonomi kesehatan karena pembengkakan biaya akibat penyakit tidak menular.
Saat ini pergeseran pola penyakit sudah terjadi secara epidemiologis. Dahulu angka kematian akibat penyakit menular yang berbasis lingkungan, seperti DBD dan diare mencapai angka lebih tinggi dibandingkan angka penyakit tidak menular, yakni mencapai di atas 50% . Sekarang justru sebaliknya, angka kematian akibat penyakit tidak menular menjadi paling besar di dalam proporsionalnya.
“Angka itu dilihat dari klaim BPJS yang berkenaan dengan pembiyaan penyakit tidak menular yang sangat besar sekali, hal tersebut membuat pemerintah prihatin. Makannya setelah kita analisa secara menyeluruh, pembangunan kesehatan tidak bisa digerakkan hanya oleh pemerintah (Kemenkes) tapi oleh semua komponen masyarakat,” tambah drg. Oscar.
Ia berharap keberadaan blogger dapat mengkampanyekan Germas kepada masyarakat yang lebih luas lagi. Selain itu, mencoba menggerakkan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa Germas harus digerakkan bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat.
“Intinya, kesadaran Germas harus dilakukan bersama, tidak hanya sadar perorangan. Kita harus sadar, mau, dan mampu untuk meningkatkan kualitas hidup sehat,” kata drg. Oscar.
Implementasi Germas di Bandung
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bandung Nina Manarosana menyatakan pihaknya telah memfokuskan kegiatan Germas di Kota Bandung. Kegiatan difokuskan di antaranya pada cek kesehatan dan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak menular (Bindu PTM).
Pada Pos Bindu PTM, akan dilakukan tes darah, tinggi badan, lingkar perut, serta pelayanan pemeriksaan gula darah dan kolesterol. Semuanya dilakukan tanpa pungutan biaya.
Masyarakat Kota Bandung, menurut Nina, banyak diketahui menderita penyakit yang sebenarnya bisa dicegah sedari awal, namun mereka berobat ketika parah. Sementara anggaran untuk kesehatan terus meningkat, pada 2008 sebesar 8 miliar, 2016 sebesar 67 miliar, dan 2017 disediakan 120 miliar.
Nina berharap melalui program Germas masyarakat dapat meningkatkan kepeduliannya terhadap kesehatan dan menggunakan sebagian besar anggaran untuk upaya preventif.
“Melalui Germas ini diharapkan masyarakat Kota Bandung yang sehat bisa menjaga kesehatannya, dan yang sakit dapat segera melakukan cek kesehatan,” kata Nina.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021)5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP.196110201988031013