Jawa Barat, 22 Mei 2017
Persentase Lansia di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup penduduk Indonesia yang sudah mencapai 70,8 tahun pada 2015. Data survei sosial ekonomi nasional (Susenas) 2014 menunjukan penduduk Lansia mencapai 20,24 juta jiwa atau 8,03% dari total jumlah penduduk.
Bappenas memperkirakan Lansia akan mencapai 29,1 juta pada 2020 dan 41 juta jiwa pada 2035. Demikian sambutan Menteri Kesehatan RI yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr. Anung Sugihantono, M.Kes saat membuka seminar Kesehatan Lanjut Usia, Senin (22/5), di Kabupaten Bandung.
“Berdasarkan Riskesdas Tahun 2013, penyakit terbanyak adalah hipertensi (56,7%), artitis (51,9%) dan stroke (46,1%) dan masih ada (28 %) Lansia mempunyai lebih dari satu penyakit,” tambahnya.
Menurutnya, saat ini Kabupaten Bandung telah mengembangkan pelayanan kesehatan Lansia secara inklusif pada seluruh pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu, kehadiran para pemegang program Lansia diundang ke Bandung untuk studi banding dan dapat menerapkan dan mengembangkan di daerah masing-masing sehingga pelayanan kesehatan Lansia akan lebih baik.
Lebih lanjut menurut dr. Anung, minat masyarakat Indonesia untuk berhaji sangat tinggi, sehingga melampaui batas kuota yang ditentukan. Hal ini menyebabkan daftar tunggu rata-rata 12 tahun. Inilah yang menyebabkan jemaah haji Indonesia berusia lanjut (49,4%).
“Akibatnya, karakteristik jemaah haji Lansia berisiko tinggi terhadap penyakit tekanan darah tinggi (48,6%) dan penyakit jantung (8,8 %). Untuk itu perlu dilakukan upaya pembinaan kebugaran kepada jemaah haji, agar menjadi lebih sehat,” ujarnya.
Menurut Anung, saat ini tantangan terberat adalah masalah kebugaran bagi jemaah haji. Sebagaimana diketahui, rata-rata waktu tunggu ke Tanah Suci bisa mencapai 12 tahun. Olrh karena itu harus mendapat perhatian yang serius untuk meningkatkan kebugaran para calon jemaah haji.
“Jadi waktu 12 tahun harus benar-benar dapat digunakan untuk menyiapkan kebugaran calon jemaah haji di tanah air. Pusat Kesehatan haji dan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olah Raga, Direktorat Promosi Kesehatan dan pihak terkait untuk meningkatkan kebugaran calon jemaah haji,” jelasnya.
Sementara menurut Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Dr. dr. Eka Yusuf Singka, MSc bahwa pola penyakit jemaah haji yang usia lanjut juga didominasi oleh hipertensi, penyakit jantung dan pernapasan. Hal tersebut tidak berbeda dengan data program lansia yang dikelola oleh Ditjen Kesmas.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP. 196110201988031013