Jakarta, 13 Juni 2017
Berikan layanan terbaik tamu Allah dengan cara mengerahkan seluruh kemampuan dan sumber daya yang tersedia. Ini sebagai bentuk cara kita mensyukuri nikmat Allah sebagai petugas haji. Kita jangan bekerja melayani jemaah haji dengan sekat-sekat sektoral. Sudah waktunya menyatukan pelayanan, fokus pada kepuasan jemaah haji. Mengingat cuaca tahun ini diperkirakan lebih panas dari tahun lalu. Untuk itu harus ada persiapan diri menghadapi situasi yang tidak kita inginkan.
Demikian nasihat Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifudin saat hadiri acara pembelakan 768 petugas haji Arab Saudi selama 10 hari, tanggal 13-22 Juni 2017, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Menteri Lukman Hakim Saifudin menjelaskan, 26 tahun yang lalu pernah menjadi petugas haji. Menurutnya, menjadi petugas haji adalah pilihan Allah, sementara panitia hanya sebagai wasilah atau sarana memilih petugas. Untuk itu Menag mengajak petugas haji untuk berbuat yang terbaik.
“Petugas haji harus bersyukur, karena banyak orang yang ingin menjadi petugas, kemudian Allah memilihnya. Untuk itu layani jemaah haji sebagai tamu pilihan Allah SWT sebaik-baiknya,” ujar Menteri.
Sementara, pada saat yang sama Ketua Komisi VIII DPR RI, M. Ali Tahir mengingatkan agar petugas haji melayani jemaah haji dengan ikhlas dan sabar.
“Saya harap petugas haji memberi pelayanan yang ikhlas kepada jemaah haji. Jangan lupa melayani dengan sabar, sehingga tetap kuat, Insya Allah hati tidak mudah lelah,” kata Tahir.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Dr.dr. Eka Jusup Singka mengatakan Kemenkes mempunyai 3 tanggung jawab menjaga kesehatan jemaah sejak di Tanah Air, Arab Saudi dan kembali ke Tanah Air. Untuk itu perlu kerjasama dalam pembekalan integrasi sehingga dapat melayani jemaah haji yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Penyiapan petugas kesehatan haji melalui rekrutmen yang panjang agar dapat bekerja secara integrasi dan sinergis dengan budaya sigap, handal, amanah, responsif dan inisiatif,” jelas Eka.
Menurut Kapuskes haji, keberhasilan pelayanan jemaah haji akan terjadi, bila dapat menjalin kerjasama yang baik antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama dan pemerintah Arab Saudi.
Seluruh petugas haji yang terdiri dari petugas kesehatan dari Kementerian Kesehatan dan petugas haji dari Kementerian Agama harus mencermati hari krusial bagi jemaah haji. Pertama, 10 hari pertama kedatangan, jemaah haji pada umumnya belum mengenal medan di Arab Saudi, sehingga banyak yang mengalami kebingunan dan kelelahan perjalanan.
Kedua, saat wukuf di Arafah dan melontar jumrah di Mina. Saat ini semua jemaah terkonsentrasi dalam satu tempat, sehingga memerlukan perhatian yang serius dan kecermatan petugas dalam mengatur mobilisasi jemaah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk memberi layanan kepada 210 ribu jemaah haji Indonesia di Arab Saudi, Pemerintah Indonesia telah menyiapkan 3500 orang petugas, 768 orang petugas haji yang saat ini mengikuti pembekalan di Indonesia sedangkan sisanya sudah berada di Arab Saudi sebagai tenaga pendukung atau musiman.
Plt Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama, Prof. Dr. Nur Syam, MSc menjelaskan pembekalan ini bertujuan untuk memberi pemahaman dan pengenalan tugas pelayanan kepada jemaah haji sesuai tanggung jawab masing masing.
Menurutnya, pembekalan juga untuk meningkatkan pengetahuan, tersedianya petugas profesional, loyal, sabar, berdedikasi dan komitmen yang tinggi. Pada tahun ini ada anggota PPIH tahun lalu yang ditunjuk kembali untuk memperkuat pelayanan kepada jemaah haji.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP.196110201988031013