Madinah, 07 Agustus 2017
Sekarang ini, jumlah kematian banyak terjadi di luar pelayanan kesehatan, seperti pondokan dan masjid Nabawi, artinya harus mempekuat promotif dan preventif. Hal ini menunjukkan kesehatan jemaah haji terbesar karena pengaruh cuaca panas. Menyikapi kondisi di atas, strateginya adalah mempekuat kesehatan ditingkat sektor.
Demikian penjelasan hasil evaluasi harian yang disampaikan Kasie Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan Daerah Kerja Madinah, dr. Edi Supriyatna, MKK, 07 Agustus 2017, di Madinah.
Menanggapi kondisi kesehatan jemaah haji di atas, Kepala Pusat Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan, Dr.dr.Eka Jusuf Singka, MSc, mengimbau Ketua kloter dan dokter kloter membuat penyuluhan reguler, agar jemaah tidak kelelahan.
“Ketua kloter dan dokter kloter harus melalukan penyuluhan kepada jemaah haji secara reguler, sehingga dapat meminimalisir kelelahan jemaah haji,” tegasnya.
Saat yang sama, Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. Etik Retno Wiyati, MARS. menjelaskan antisipasi semakin padatnya jemaah di Masjid Nabawi, perlu memperketat visitasi jemaah risti. Selanjutnya, penyuluhan kesehatan lebih intensif, agar jemaah memperhatikan kondisi kesehatan dalam beribadah. Termasuk melakukan deteksi dini oleh Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dan Tim Promotif dan Preventif (TPP) berkoordinasi dengan Tim Gerak Cepat (TGC) dalam emergency response.
“Jemaah risti diimbau untuk memprioritaskan ibadah yang sifatnya wajib, mengurangi aktifitas fisik yang tidak berhubungan dengan ibadah,” tegas dr. Etik.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH