Madinah, 7 Agustus 2017
oleh Prawito
Setiap detik, menit, jam, hari, minggu dan bulan, kami menatap, merawat dan merapatkanya untuk memberi seperti yang kami ingini. Tapi bukan berarti tanpa kekurangan dan kelemahan, karena kami hanya manusia biasa, bukan siapa-siapa, yang banyak salah, bodoh dan kadang juga roboh. Tak kuasa menahan beban, tanggung jawab, amanah yang maha berat, ketika harus mempertanggung jawabkan kehadapanMu.
Itulah sebabnya, kami selalu berdoa, lindungi kami, bimbing dan tujuki jalan kami, kepada jalanMu yang lurus, jalannya orang yang engkau ridhoi dan jalan yang Engkau berkahi. Amin,… kabulkan permohonan hambaMu yang lemah ini…
Hari mulai gelap, azan magrib berkumandang, satu persatu pasien risti jemaah haji datang silih berganti, memenuhi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Ya… Allah, ini sakit apa lagi, bisik seorang dokter IGD KKHI. Wajahnya nampak gusar, tegang dan penuh kekhawatiran, jangan-jangan jemaah berkasus berat lagi. Baru saja selesai, kini telah hadir kembali….
Bukan kami ingin mengeluh, ya…Allah, kami hanyalah manusia biasa, kami bukan siapa-siapa, bukan Nabi atau hambaMu yang mulia lainnya. Kami hanyalah tenaga kesehatan dengan sedikit ilmu dariMu. Sedikit sabarnya, sedikit rasa syukurnya. Sementara yang banyak adalah bodoh, salah dan khilafnya. Ya..Allah, ampuni kami semua….
Kami mencoba untuk mendiagnosa, meresepkan obat dan meminumkannya, selebihnya Engkau Punya Kuasa. Ada yang Engkau sembuhkan, ada pula yang Engkau tunda kesembuhanNya. Ada sebagian yang Engkau panggil karena telah tiba ajalnya. Kami terus berdoa, semoga mereka jemaah haji Indonesia Husnul Khotimah dan menjadi haji yang mabrur…
Kami memberi dengan apa adanya, semampunya, sebaik-baiknya, bahkan yang terbaik yang kami punya, semuanya untuk tamuMu, di rumahMu, atas panggilanMu, yakni jemaah haji yang berduyun-duyun datang dari segala penjuru. Termasuk tenaga kesehatan Indonesia, yang hari ini telah Engkau panggil dan berada didalam rumahMu, mengabdi untuk mencari RidhoMu….
Kami menyapa tamuMu dengan ramah, mengusap dengan penuh perhatian, berbicara dengan bahasa kelembutan, menyuapinya dengan bersusah payah. Merayu, membujuk minum obat, tapi mereka terkadang marah dan muntah. Kami jalani ini semua dengan sabar, penuh perhatian dan tak bosan untuk memberi, memberi dan memberi apa yang ada pada kami…
KKHI, mungkin sebuah rumah singgah, yang kurang Idial bagi jemaah haji yang sakit, dibanding rumah sakit lainnya di Arab Saudi. Tapi paling tidak, inilah usaha maksimal yang kami bisa kerjakan untuk melayani TamuMu, di rumahMu, yang Engkau juga sangat tahu bagaimana kemampuanku.
Kini, kloter demi kloter jemaah haji telah mendarat di tanah haromMu. Mereka melangkah sambil bertalbiah, mengagungkan namaMU, menyambut seruanMu, beribadah, bertakbir, rukuk dan sujud menyembahMu. Mereka dengan susah payah mengumpulkan harta, menunggu masa yang panjang, menata tenaga yang tersisa, karena sudah termakan usia dan menjadi lansia. Mereka tetap bertahan, tak kenal lelah, terkadang lupa dengan kondisi kesehatannya, untuk berjalan dan berlari menuju Arafah yang penuh ampunan.
Entah berapa kali pengeras suara berbunyi setiap hari di KKHI, untuk memanggil dokter atau siapa saja yang diperlukan“ Assalamualaikum, panggilan kepada sifulan segera..,bla, bla, bla…. tabung oksigen tak berfungsi”, keadaan emergency. Maka yang dipanggilpun akan lari tunggang langgang, tak peduli sedang tidur atau apapun lainya. Ia segera bekerja menyelamatkan kebutuhan hidup lanjut seorang jemaah haji.
Ketika malam telah larut, mata juga tak boleh surut. Ia harus tetap terjaga, menatap cermat semua yang dirawat. Mulai selang infus yang tak mengalir, hingga memapah jemaah yang ingin buang air. Itu semua bagian dari ikhtiar manusia biasa, beginilah cara kami belajar memberi, Alhamdulillah semoga semua berjalan lancar. Bersambung,……