Jakarta, 24 Agustus 2017
ASEAN didirikan sejak tanggal 8 Agustus 1967. Pada usianya yang genap setengah abad, ASEAN sukses menjembatani kerja sama antar-pemerintah negara anggota. Namun demikian, kita harus terus menggandakan upaya agar ASEAN tidak dirasakan asing oleh masyarakatnya.
Kondisi ini tentu merupakan sebuah tantangan, mengingat bahwa perkembangan ASEAN menuju Masyarakat ASEAN akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat di negara-negara anggotanya, termasuk Indonesia.
Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), menyatakan bahwa sektor kesehatan merupakan sektor yang jelas menunjukkan bahwa kerjasama lintas negara, termasuk melalui ASEAN, merupakan hal yang penting karena berbagai permasalahan kesehatan, seperti penyebaran penyakit, tidak mengenal batas-batas negara.
“Mobilisasi begitu besar sekarang, penduduk begitu mudah berpindah-pindah ke mana saja. Kalau di kesehatan, kita mempunyai international health regulation (IHR) yang benar-benar harus diterapkan oleh setiap negara untuk menjaga terutama untuk mencegah penyebaran penyakit”, tutur Menkes, pada pembukaan Seminar Peningkatan Peran Aktif Indonesia di Forum Kerja Sama Kesehatan ASEAN yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ASEAN ke-50, bertempat di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Kamis pagi (24/8).
Kepada media, Menkes menerangkan bahwa pengalaman kasus MERS-CoV di Thailand dan Virus Zika di Singapura berhasil dicegah untuk tidak menyebar ke negara lainnya. Menkes mengatakan bahwa melalui kerjasama ASEAN, secara tidak langsung kapasitas masing-masing negara dikuatkan.
“Kalau terpecah, negara-negara akan bersaing antar mereka, tetapi kalau negara-negara ASEAN bersatu itu akan menjadi kekuatan yang besar”, imbuh Menkes.
Usai pembukaan, dilanjutkan dengan diskusi panel dengan tiga narasumber, sebagai berikut:
Narasumber pertama adalah Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN, Kementerian Luar Negeri, Jose Tavares, memberikan penjelasan tentang kiprah Indonesia dalam Kerjasama Sosial Budaya khususnya kesehatan masyarakat ASEAN.
“ASEAN yang awalnya saling berseteru, akhirnya diubah menjadi suatu kerjasama yang bertujuan untuk menghadapi tantangan bersama”, tuturnya.
Narasumber kedua, Direktur Perundingan ASEAN Kementerian Perdagangan, Dr. Ir. Donna Gultom, M.Sc, yang menyampaikan materi mengenai ASEAN Kawasan kompetitif untuk Menghadapi Globalisasi yang Menguntungkan İndonesia.
“Sektor kesehatan di ASEAN menjadi trigger kemajuan pembangunan kesehatan İndonesia. İndonesia membutuhkan ASEAN, dan status Indonesia mempengaruhi ASEAN”, ujarnya.
Sedangkan narasumber ketiga, Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, dr. Untung Suseno Sutardjo, M.Kes, yang menyampaikan materi tentang Optimalisasi Manfaat dan Kerjasama ASEAN bagi Pembangunan Kesehatan di Indonesia.
“Kita harus terus belajar, harus terus meningkatkan kualitas dan status kesehatan, serta pengawasan kita agar lebih siap dalam menghadapi peluang sekaligus tantangan kerja sama masyarakat ASEAN”, imbuhnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.