Makkah, 25 Agustus 2017
Siapapun, tak terkecuali, direktur utama, dokter, perawat, bidan, sampai sopir dan petugas kebersihan harus mampu menggunakan alat pemadam kebakaran. Sebab, kebakaran tak dapat di duga kapan akan terjadi dan siapa saja yang saat itu berdekatan dengan alat pemadam kebakaran.
Demikian penjelasan Dirut RS Darmais, Prof. Kadir, di Lantai atas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), seusai melakukan senam pagi bagi petugas kesehatan haji, 25 Agustus 2017, di Makkah.
Lebih lanjut, Prof. Kadir menjelaskan, periksa dulu alat pemadam kebakaran itu, bila warna hijau, berarti bagus, kalau merah berarti kadaluarsa.
Selanjutnya, tarik kawat pengikat, arahkan selang ke arah api, tekan pegas dan semprotkan ke arah api yang membakar gedung atau rumah sakit. Jangan gunakan alat pemadam kebakaran berlawanan dengan arah angin.
Berikutnya, beberapa peserta berlatih memperagakan penggunaan alat pemadam kebakaran, agar lebih paham pengguaanya, bila terjadi kebakaran. Kemudian giliran dr. Nevy Shinta, Sp.P memperagakan alat pemadam kebakaran.
Dia mengikuti panduan penggunaan TATS, tarik, arahkan selang, tekan dan semprotkan ke kobaran api yang membara. “Nah, bagaimana cara padamkan api Asmara”, tanya dr. Nevy. Mendengar pertanyaan tersebut, seluruh peserta dan nara sumber merespon dengan tertawa.