Tangerang, 19 September 2017
Virus influenza jenis H7N9 sama bahayanya dengan virus flu burung (H5N1) ataupun swine influenza (H1N1). Menanggapi hal tersebut, simulasi penanggulangan virus influenza jenis H7N9 perlu dilakukan sebagai upaya kesiagaan apabila virus tersebut mewabah ke Indonesia.
Menkes RI Prof. Nila Moeloek mengatakan kita harus mampu menghadapi wabah influenza, dan harus tetap berhati-hati dalam hal ini.
“Kita harus mengerti keadaan iklim. Kita tidak tahu penyakit apa yang akan terjadi, namun ini merupakan wabah yang perlu kita hadapi dan harus siap semuanya, termasuk sarana, SDM, terutama mansyarakat bila terjadi wabah influenza,” kata Menkes dalam sambutannya saat membuka Simulasi Pandemi Influenza H7N9 di Gedung Puspitek, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (19/9).
Saat ini, keberadaan H7N9 pada unggas atau manusia tidak terkonfirmasi di Indonesia. Namun, perdagangan unggas dari China ke Indonesia maupun jalur terbang burung liar (burung migrasi) dari China yang melintas di Indonesia menimbulkan risiko masuknya H7N9.
Faktor lainnya, Indonesia adalah wilayah endemis flu burung (influenza jenis H5N1). Penyebaran dan penularan flu burung pada unggas masih sering terjadi di Indonesia dan mempunyai potensi menular pada manusia. Indonesia juga berisiko menjadi episenter pandemi influenza, baik flu burung (H5N1), flu babi (H1N1) atau virus jenis H7N9 yang dikhawatirkan mewabah ke Indonesia.
Maka dari itu, simulasi ini perlu dilakukan sebagai upaya kesiagaan mengahadapi pandemi influenza dari waktu ke waktu.
Ditjen Pencegahan dan Pengebdalian penyakit, Kemenkes RI dr. Mohamad Subuh mengatakan simulasi ini merupakan ajang meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah, masyarakat dan sektor lain dalam menghadapi pandemi influenza.
“Meningkatkan kemampuan segenap instansi dan masyarakat dalam kesiapsiagaan menghdapi pandemi virus influenza,” kata dr. Subuh.
Sejak Februari 2013 sampai 23 Agustus 2017 terdapat 1.583 kasus konfirmasi Avian Influenza A H7N9 di Tiongkok dan 1 kasus konfirmasi di Malaysia, dengan 612 kasus kematian.
Risiko pandemi influenza muncul jika terjadi penggabungan genetik virus Flu Burung pada hewan dengan virus influenza pada manusia. akibatnya terjadi virus influenza jenis baru yang mungkin lebih ganas dan tubuh manusia tidak mempunyai daya tahan untuk mengatasinya.
Jika terjadi penularan dari manusia ke manusia akan menyebar dengan cepat dan memicu terjadinya wabah lintas negara.
Simulasi ini melibatkan berbagai lintas sektor, seperti Kemenko PMK, Kemendagri, Kemenkominfo, pemda kab/kota dan provinsi, angkatan bersenjata dan polisi.
Di samping itu, Walikota Tangsel Airin Rahmi mengatakan simulasi ini menjadi kesempatan baik bagi pemerintah dan masyarakat Tangsel dalam menghadapi pandemi influenza.
“Kesempatan ini untuk menguji berbagai sumber daya manusia Tangerang Selatan dalam kesiapan menghadapi pandemi influenza,” kata Airin.
Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza di Tangerang Selatan ini diharapkan dapat memperkuat jejaring multisektor dalam menghadapi ancaman bahaya penyakit yang mungkin timbul.
Episenter Pandemi Influenza
Episenter Pandemi Influenza adalah lokasi awal ditemukannya sinyal epidemiologi dan sinyal virologi yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza tipe baru. Virus ini dapat menular antar manusia, keadaan ini memungkinkan terjadinya pandemi yaitu penularan penyakit yang sangat cepat dan meluas ke seluruh dunia.
Sinyal epidemiologi adalah ditemukannya klaster atau kelompok penderita influenza antar manusia tanpa ada hubungan darah dengan rantai penularan dua kali atau lebih. Misalnya, kasus pertama menularkan pada orang kedua dan orang kedua menularkan pada orang ketiga, dan seterusnya.
Sedangkan sinyal virologi adalah terdeteksinya perubahan atau mutasi virus Flu Burung yang dapat menular antar manusia berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap virus influenza yang berasal dari penderita yang terkait dengan sinyal epidemiologi.
Simulasi ini melibatkan sekitar 643 orang yang mewakili pemerintah dan non-pemerintah, TNI dan POLRI, serta para pemangku kepentingan. Diharapkan pembelajaran dari simulasi ini dapat menyebarluaskan pembelajaran kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza di Kawasan lainnya, atau kesiagaan menghadapi wabah penyakit lainnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi ‘Halo Kemkes’ melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH