Jakarta, 7 November 2017
Hari ini sebanyak kurang lebih dari 300 bayi dan anak baduta (bawah dua tahun) mengikuti pijat bayi massal, peserta dari lingkungan Kemenkes dan Umum di Auditorium Siwabessy, Kemenkes, Jakarta Selatan.
Acara ini diselenggarakan dalam rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke-53. HKN diperingati setiap tanggal 12 November.
Menkes Nila Moeloek dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembangunan kesehatan merupakan bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain melalui upaya kesehatan anak yang meliputi kelangsungan hidup anak, meningkatkan kualitas hidup anak dan perlindungan anak. Hak anak merupakan investasi bangsa di masa depan yang harus dipenuhi tidak terkecuali hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Pada kesempatan tersebut Menkes menegaskan bahwa pola asih, asah dan asuh yang diberikan harus sesuai standar siklus kehidupan, termasuk pemberian gizi seimbang dan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas. Hal ini dapat dilakukan salah satunya melalui stimulasi sedini mungkin yang dimulai dari setelah puput.
Pola asuh yang baik dan benar akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan selama neonatal, bayi dan anak baduta serta meningkatkan kualitas hidup anak yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial. Dengan demikian, perlu dilakukan kegiatan stimulasi tumbuh kembang anak sedini mungkin sejak dalam kandungan sampai usia anak baduta sebagaimana dicanangkan oleh Pemerintah RI melalui program “Seribu Hari Pertama Kehidupan.”
Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal diperlukan stimulasi dan pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas dilakukan pada masa periode kritis, yaitu sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun. Salah satu bentuk stimulasi yang dapat diberikan pada anak baduta yaitu stimulasi pijat. Sentuhan dalam pijat pada baduta dapat memberikan stimulasi pada perkembangan dan fungsi organ tubuh, otak, saraf, mental dan perilaku pada anak,
Menkes mengapresiasi kegiatan ini karena merupakan salah satu upaya yang dilakukan orang tua sebagai bagian pemenuhan kebutuhan dasar anak baduta. Dengan melakukan stimulasi pijat anak baduta diharapkan meningkatkan kualitas hidup sehingga tercapai tumbuh kembang anak yang optimal serta dapat mempererat ikatan/bounding antara orang tua dan anak sebagai ungkapan cinta melalui sentuhan.
Selanjutnya Menkes mengajak para orang tua untuk dapat melakukan kegiatan pijat pada anak baduta di rumah sehingga dapat mendukung program upaya Indonesia Sehat dengan penguatan promotif dan preventif dengan pemberdayaan masyarakat.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669 dan alamat email kontak@kemkes.go.id
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP.196110201988031013