Jakarta, 10 Januari 2018
Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) mengatakan agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap perilaku yang di luar kebiasaan dan memiliki risiko kesehatan yang belum dapat dibuktikan secara ilmiah kebermanfaatannya, salah satunya perilaku meminum air kencing unta.
“Mungkin bisa, tapi memang perlu kita teliti betul ada apa di dalam urin ini. Mungkin tidak semua bisa di ambil, mungkin ada beberapa zat yang bisa digunakan untuk apa. Tapi kalau langsung diminum, saya kira tidak, di dalamnya ada bakteri-bakteri. Saya kira secara ilmiah itu perlu diteliti dulu,” tutur Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), kepada sejumlah media usai kegiatan Jumpa Pers Awal Tahun Capaian Program Kesehatan 2017 RI di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu sore (10/1).
Perlu diketahui bahwa urin atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi oleh organ ginjal.
Upaya Kemenkes untuk menyerukan agar masyarakat menghindari perilaku berisiko kesehatan cukup beralasan, mengingat hal ini merupakan upaya Kemenkes untuk mencegah masyarakat terkena penyakit saluran pernapasan oleh virus korona atau Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) yang masih ada di Arab Saudi.
Adapun perilaku yang perlu dihindari agar terhindar dari MERS-CoV tersebut dalam hal ini antara lain melakukan kontak dekat dengan hewan (terutama unta), minum susu unta mentah atau air kencing unta, atau makan daging unta yang belum dimasak dengan matang.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].(myg)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
(MY)