Jakarta, 17 Januari 2018
Memasuki pekan kedua bulan Januari tahun 2018, tren kasus Difteri terus mengalami penurunan. Meskipun demikian, Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa kampanye pencegahan Difteri tetap digalakkan.
“Kampanye difteri tetap digalakkan, walaupun ada tren penurunan”, tutur Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, drg. Oscar Primadi, MPH, di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Selatan, Rabu siang (17/1).
Berdasarkan riwayat sakitnya, sejak awal tahun hingga hari ke-15 di bulan Januari tahun 2018 kasus Difteri yang dilaporkan sebanyak 46 kasus dari 7 provinsi (26 kabupaten/kota), yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, D.I. Aceh, Lampung, Kalimantan Timur, dan Riau.
“Untuk kasus di tahun 2018, hingga saat ini tidak ada kematian akibat Difteri”, imbuhnya.
Kemenkes memantau tren kasus Difteri dan mencatat kecenderungan penurunan kasus difteri pada minggu pertama Januari 2018, sempat terlihat kecenderungan peningkatan pada hari ke-9 dan ke-10, namun selanjutnya mengalami penurunan kembali pada hari ke 11 sampai 15 pada bulan Januari 2018.
Di samping itu, Kemenkes juga terus memantau hasil cakupan pelaksanaan ORI putaran pertama provinsi hingga Selasa malam pukul 19.00 WIB mencapai 73,96%. Dengan rincian cakupan ORI untuk provinsi DKI Jakarta (80,95%); Jawa Barat (64,91%); dan Banten (76,54%).
Adapun memasuki pekan kedua Januari 2018, putaran kedua outbreak response immunization (ORI) juga mulai dilaksanakan untuk 12 kabupaten/kota di tiga provinsi. Hingga berita ini diturunkan, baru DKI Jakarta yang melaksanakan ORI putaran kedua dan melaporkan hasilnya. Hasil capaian ORI putaran ke-2 di DKI Jakarta per 16 Januari 2018 pukul 19.00 WIB adalah 8,95%.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (myg)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH