Bekasi, 29 Januari 2018
Senin pagi (29/1), Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, membuka secara resmi pertemuan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) tingkat pusat dalam rangka persiapan pelaksanaan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 di Bekasi.
Pada pembukaan yang ditandai dengan pemukulan gong sebanyak lima kali tersebut, Menkes didampingi oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, dr. Siswanto, MHP, DTM, serta Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS), M. Sairi Hasbullah.
Mengawali sambutannya pada acara tersebut, Menkes mengaku bangga karena pelaksanaan Riskesdas 2018 berbeda dengan pelaksanaan Riskesdas pada tahun-tahun sebelumnya. Secara khusus mengapresiasi pelaksanaan Riskesdas 2018 yang akan dilaksanakan secara terintegrasi dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS.
“Kita harus melakukan revolusi data, agar bisa lebih kita manfaatkan dalam pengambilan keputusan dalam (melakukan) intervensi”, tutur Menkes.
Menkes menyatakan bahwa hal ini merupakan momentum yang sangat penting sebagai upaya mendukung kebijakan “one data” dari Presiden Jokowi. Sehingga diharapkan analisis hasil dapat dilakukan lebih komprehensif dan dapat mengungkap faktor-faktor di luar kesehatan yang berpengaruh terhadap kesuksesan pembangunan kesehatan.
“Nanti (integrasi Riskesdas) dengan Susenas kita akan (bisa) melihat korelasi kesehatan dengan sosial ekonomi. Kami kesehatan juga tidak apa-apa pak, bila seandainya sosial ekonomi tidak baik di sini. Dan banyak juga masalah pada determinan yang lain yg mempengaruhi kesehatan, sehingga bisa dipikirkan solusi yang lebih holistik”, ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS), M. Sairi Hasbullah mengatakan bahwa data Susenas mengunoulkan banyak variabel kesehatan dari wawancara (pengakuan) responden. Hal ini selanjutnya akan ditindaklanjuti meaki dengan variabel berbeda, oleh pengukuran dan observasi Riskesdas.
“Di kawasan asia Baru Indonesia yang mengintegrasikan data survei BPS setempat dengan tindak lanjut pengukuran dan observa. Hasilnya betul-betul akan sangat komprehensif”, kata Sairi.
Ditambahkan, data Susenas juga mengumpulkan variabel kesejahteraan keluarga, sehingga nantinya dapat dilakukan analisis situasi derajat kesehatan masyarakat yang bisa dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi rumah tangga tersebut.
“Ini menjadi kebanggaan bukan hanya bagi Kementerian Kesehatan, tapi ini kebanggaan Indonesia”, tandasnya.
Adapun integrasi antara Riskesdas dan Susenas dilakukan dalam hal:
- Sampel yang ditemui Susenas pada bulan Maret 2018 akan dikunjungi kembali oleh Riskesdas 2018 dan pemutakhiran sampel dilaksanakan BPS.
- Indikator spesifik kesehatan yang rinci dikumpulkan Badan Litbang Kesehatan sedangkan indikator umum kesehatan, perumahan, pengeluaran rumah tangga dikumpulkan BPS.
- Indikator kesehatan yang dikumpulkan Riskesdas dilaporkan oleh Badan Litbang Kesehatan yang dilengkapi beberapa karakteristik yang dikumpulkan di Susenas 2018 sedangkan Indikator kesehatan yang dikumpulkan Susenas dilaporkan oleh BPS yang dapat menggunakan variabel di Riskesdas sebagai karakteristik. Hasil integrasi indikator dilaporkan Badan Litbang Kesehatan dan BPS.
Mengenai Rakornis Pusat Riskesdas 2018
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) adalah salah satu riset skala nasional yang berbasis komunitas dan telah dilaksanakan secara berkala oleh Badan Litbangkes Kemenkes RI, yang hasilnya telah banyak dimanfaatkan baik itu untuk tujuan perencanaan, maupun pemantauan dan evaluasi program pembangunan kesehatan baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota.
Agar pelaksanaan kegiatan Riskesdas 2018 berjalan dengan lancar dan mendapat dukungan dari berbagai pemangku kepentingan di pusat dan daerah, maka Badan Litbang Kesehatan mengadakan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Tingkat Pusat. Harapannya terjadi koordinasi yang baik dalam pelaksanaan Riskesdas dengan melibatkan peran aktif pemangku kepentingan di provinsi dan kabupaten/kota.
Kegiatan Rakornis Tingkat Pusat diadakan dari tanggal 28 – 30 Januari 2018. Selain sebagai media sosialisasi Riskesdas 2018, pertemuan membahas persiapan yang harus dilakukan di tingkat provinsi dalam menyukseskan pelaksanaan Riskesdas, antara lain persiapan Rakornis tingkat provinsi, penyiapan tim pengumpul data (enumerator) dan persiapan pengumpulan data.
Rakornis Tingkat Pusat dilaksanakan dengan melibatkan Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala BPS Provinsi, Kepala Satuan Kerja Badan Litbangkes dan pemangku kepentingan terkait.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (myg)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH