Banyak faktor penyakit paru dan pernafasan terus meningkat dan mempunyai aspek kesehatan masyarakat yang luas. Beberapa faktor dan resiko diantaranya; penambahan penduduk dan urbanisasi, polusi udara, efek samping dari peningkatan industry, kondisi sosial ekonomi, kebiasaan merokok, dan lain-lain.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan(P2PL), Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama pada Pertemuan Ilmiah Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi (PIPKRA) ke X-2012 dengan judul Respiratory Diseases Control Programme. Acara ini diselenggarakan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) RS Persahabatan, di Jakarta (11/02/2012).
“Semua jenis penyakit paru dan pernafasan ditangani oleh petugas kesehatan di klinik dan RS di Indonesia” ujar Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.
Kemenkes melalui Ditjen P2PL menangani penyakit paru dan pernafasan. Aspek kesehatan masyarakat luas yang ditangani DitJen P2PL meliputi; Tuberkulosis, ISPA, H5N1 & H1N1 pandemi 2009, dan berbagai penyakit tidak menular seperti; Asma Bronkial, PPOK, Kanker Paru, serta penanggulangan kebiasaan merokok.
Pada pertemuan tersebut Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan program penanggulangan penyakit yang termasuk dalam penyakit paru dan pernapasan. Program tersebut meliputi; komitmen politik, koordinasi lintas sektor, surveilans, diagnosis awal, pengobatan segera dan tepat, cost effective, berbasis bukti, mutu pelayanan, jaringan kerjasama dan partisipasi masyarakat.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 500 567 dan 081281562620, atau alamat e-mail info@depkes.go.id, kontak@depkes.go.id.