Jakarta, 16 Maret 2018
Masyarakat Kampung Ayam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua mendeklarasikan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Deklarasi itu dilakukan sebagai bentuk komitmen masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Deklarasi dilakukan pada Rabu (14/3) di kantor Kampung Ayam yang dihadiri oleh tim FHC Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Pemerintah daerah, Dharmawanita, TNI, Polri, ketua adat, kepala kampong, dan tokoh agama serta tokoh masyarakat Kabupaten Asmat. Deklarasi tersebut merupakan deklarasi pertama di Asmat terkait Sanitasi Total Berbasis Mandiri (STBM).
Menurut laporan tim FHC Kemenkes gelombang IV Eza Yulia Pearlovie, Sekretaris daerah Kabupaten Asmat Bartholomeus Bokoropces merasa sangat terharu karena di dalam keterpurukan kejadian luar biasa (KLB) campak dan masalah gizi buruk. Selain itu, berubahnya perilaku masyarakat tidak lepas dari dorongan kepala Kampung, Bruno Amanko yang menjadi natural leader STBM.
Secara simbolis, deklarasi dilakukan dengan pemukulan tifa sebagai tanda bahwa Kampung Ayam telah bebas dari BABS. Kemudian dilakukan pula pemberian piagam penghargaan oleh Sekda kepada Kepala Kampung Ayam sebagai orang pertama menggerakkan kampung Stop BABS di Kabupaten Asmat.
Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan deklarasi STBM stop BABS oleh salah seorang warga yang membangun wc dan penyerahan ulat sagu sebagai bukti kepedulian pemerintahan. Sekda dan tamu undangan pun meninjau wc yang dibangun tanpa subsidi.
“Alhamdulillah, reward dari Sekda, ada kloset, pipa yang akan diberikan kepada masyarakat Kampung Ayam yang sudah melakukan perubahan perilaku,” kata Eza.
Sebelumnya, dari 589 warga kampung Ayam, hanya 138 warga yang tidak BABS. Namun setelah dilakukan pemicuan, kini seluruh warga sudah tidak lagi BABS. Selain itu juga semua rumah di sana sudah terdapat wc.
Kepada tim FHC gelombang V, Eza mengatakan jika ingin program yang dijalankan berhasil, maka harus melakukan pendekatan kepada pimpinan masyarakat setempat, seperti kepala kampung, tokoh agama, tokoh adat, dan bekerjasama dengan Babinsa.
Selain itu, Eza pun berpesan kepada warga di sana agar tidak melupakan janji mereka untuk berhenti BABS yang mereka ucapkan saat deklarasi. Harus bisa menjadikan Kampung Ayam sebagai kampung percontohan dunia di saat ada keterpurukan KLB.
“Masih ada secercah harapan dari mereka untuk mau berubah dan hidup sehat. Bangkitlah untuk maju dan menang dalam perlombaan kesehatan melawan penyakit melalui perubahan perilaku terlebih dahulu,” kata Eza.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Plt. Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Murti Utami, MPH
NIP 196605081992032003