Jakarta, 17 April 2018
Hampir setiap hari kita mendengar berita kecelakaan lalu lintas terjadi di sekitar kita. Sebagian besar masyarakat masih menganggap hal tersebut semata-mata takdir yang tidak bisa diubah, padahal sebenarnya kecelakaan dapat dicegah melalui kesadaran untuk senantiasa berperilaku sehat agar selamat di jalan raya.
Di dunia, lebih dari 1,25 juta orang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan lalu lintas. Data WHO menyatakan bahwa kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab tertinggi kematian usia 15-29 tahun.
Sementara di Indonesia, kecelakaan sepeda motor merupakan yang paling sering terjadi (ISMRS, 2017). Data Polri juga menyatakan bahwa sepanjang tahun 2017 tercatat 24.213 orang tewas dan 16.159 orang mengalami luka berat akibat kecelakaan lalu lintas. Sebagaimana kita ketahui, luasnya wilayah geografis, besarnya jumlah penduduk, tingginya angka kepemilikan kendaraan bermotor, serta adanya budaya pulang kampung saat hari raya merupakan tantangan tersendiri bagi Indonesia dibandingkan negara-negara lain di wilayah ASEAN .
Kesamaan visi dalam pencegahan kecelakaan bagi negara-negara ASEAN ini menjadi dasar diselenggarakannya The Workshop on The Establishment of Regional Network ot National Collaborating Bodies on Road Traffic Injuries di Jakarta, Indonesia, selama tiga hari 18-20 April 2018.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Pattiselano Robert Johan, MARS, Rabu pagi (18/4).
Dalam sambutannya, dr. Robi mengatakan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk mendukung negara-negara ASEAN sebagai komunitas global untuk memperkuat manajemen data melalui kolaborasi multi-sektoral, sehingga mampu memperkuat program pencegahan dan pengendalian kecelakaan lalu lintas dalam meningkatkan keselamatan di jalan raya.
“Melalui sharing best practice, bertukar ide, pembaharuan teknologi atau inovasi, serta data berbasis bukti untuk meningkatkan kapasitas, dan advokasi kebijakan”, ujarnya dr. Robi.
Pertemuan dihadiri oleh delegasi dari lima negara ASEAN, yakni Vietnam, Filipina, Laos, Thailand, dan Myanmar, perwakilan dari WHO, ASEAN Secretary, Kementerian Perhubungan RI, dan Kementerian Kesehatan RI.
Pertemuan ini merupakan bagian dari impelementasi dari salah satu dari tujuh program kerja prioritas ASEAN Health Cluster 1 Promoting Healthy Lifestyle, yaitu pencegahan kecelakaan.
Pertemuan ini sangat dibutuhkan , seperti dikatakan WHO Technical Officer, mewakili WHO Representative of Indonesia, Sharad Adhikary, bahwa setiap negara memiliki tantangan yang berbeda-beda. Ditekankan pula oleh Sharad, bahwa masalah kecelakaan lalu lintas masih menjadi masalah di banyak negara di dunia.
“Tanpa aksi nyata dan berkelanjutan, kecelakaan akan terus terjadi dan kecelakaan lalu lintas diprediksikan menjadi penyebab kematian tertinggi peringkat ketujuh pada 2030.
Di hari pertama, setiap delegasi mempresentasikan upaya dan inovasi terkait pencegahan kecelakaan yang telah dilakukan, serta mendiskusikan berbagai pengalaman negaranya dengan pengalaman negaran lain.
Pada hari kedua, peserta lokakarya akan berkunjung ke National Traffic Management Center (NTMC) Polri dan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Ambulans Gawat Darurat (AGD) 119 Dinas Kesehatab Provinsi DKI Jakarta.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (myg)
Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Murti Utami, MPH