Madinah, 25 Juli 2018
Setiap tahun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan paket perbekalan kesehatan untuk jemaah. Paket terdiri dari 2 lembar masker kain, 1 kotak masker sekali pakai berisi 50 lembar, 1 botol penyemprot air ukuran 500 mililiter, 10 sachet oralit, 1 tube balsem, 5 lembar plester, 4 lembar tisu basah untuk mandi dan 1 kantong paket untuk membungkus perlengkapan tadi. Semua barang-barang ini diberikan kepada jamaah di masing-masing embarkasi.
Pada musim haji tahun ini Kemenkes telah menyiapkan 70 ton obat-obatan untuk jamaah. Adapun pembagiannya sebanyak 20% untuk Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah dan 80% untuk KKHI Makkah termasuk Armina. Obat di Makkah ini sewaktu-waktu dapat dikirim ke Madinah bila diperlukan.
Obat-obatan yang tersedia di depo farmasi KKHI terdiri dari 22 kelas terapi, di antaranya adalah obat-obatan untuk anti hipertensi, anti alergi, anti infeksi, anti virus, anti jamur, anti parkinson, dan obat pengencer darah. Sementara itu, obat yang paling banyak disiapkan oleh KKHI Madinah adalah analgetik non narkotik yaitu obat-obat yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, antibiotik juga cukup banyak jumlahnya.
Selain jemaah, petugas kesehatan yang mendampingi Kloter (TKHI) dibekali dengan obat-obatan juga semenjak dari embarkasi. Tahun ini paket obat untuk petugas sebanyak 511 paket. Jumlah ini lebih banyak dari jumlah Kloter yaitu 507 Kloter. Kelebihan paket obat ini disiapkan bila ada penambahan Kloter gabungan.
Adapun jenis obat atau perbekalan kesehatan yang dibawa oleh TKHI meliputi obat antibiotik, analgetik, obat sakit perut, obat anastesi, obat jantung, obat anti hipertensi, obat untuk konstipasi atau sulit buang air besar, oralit dan obat-obatan psychotropic serta obat anti alergi.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Arab Saudi Melzan Dharmayuli, TKHI tidak perlu cemas kekurangan obat.
“Bila obat-obatan tersebut sudah habis maka TKHI dapat meminta di Depo Farmasi yang ada di Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Madinah,” katanya.
Kepada jemaah haji yang memiliki risiko tinggi, Melzan berpesan agar teratur minum obat.
“Jangan lupa minum obat dan batasi aktivitas, jangan terlalu tinggi,” katanya.
Sementara untuk jemaah yang batuk, Melzan mengimbau untuk banyak minum guna mengurangi frekuensi batuk.
“Banyak minum penting bagi jemaah haji yang batuk. Tapi semua jemaah harus banyak minum mengingat suhu udara yang tinggi dengan kelembaban rendah,” tambah Melzan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(gi)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM