Makkah, 7 Agustus 2018
Sugiyono, salah satu Ketua Rombongan dari Kloter JKG 32 mengungkapkan terima kasihnya kepada tim kesehatan yang melakukan penyuluhan. Ia dan teman-temannya merasakan manfaat dari penyuluhan ini sejak di Madinah. Pesannya sederhana dan mudah dilaksanakan.
“Materi penyuluhan mudah dipahami dan mudah dilakukan. Mudah-mudahan bisa dilaksanakan oleh jemaah dengan sebaik-baiknya sehingga kita menjadi haji yang sehat dan mabrur mabruroh. Terima kasih atas penyuluhan yang sudah disampaikan. Insya Allah bermanfaat bagi kami apa yang disampaikan oleh para penyuluh ini,” kata Sugiyono.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka menyambut baik tanggapan jemaah ini dan meminta semua pihak untuk menyukseskan kesehatan haji.
“Saya menyambut baik _feedback_ dari jemaah haji terhadap upaya Kemenkes dalam meningkatkan penyuluhan sebagai promotif preventif. Saya meminta agar berbagai pihak dapat terlibat dalam mensukseskan program kesehatan haji. Sehingga slogan haji sehat haji mabrur benar dilaksanakan oleh jemaah untuk jemaah,” tegas Eka.
Menurut Eka, tujuan penyuluhan bukan saja untuk meningkatkan pengetahuan jemaah terhadap kesehatan. Tetapi juga mengajak jemaah sebagai subyek pelaksana kesehatan di setiap regunya masing-masing.
Pagi ini dr. Linda Sunarsih dari Tim Promotif Preventif (TPP) memberikan penyuluhan tentang pentingnya jemaah menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Sebelum menyuluh, dilakukan bina suasana agar jemaah lebih santai dan siap menerima materi. Antar jemaah diajak saling memijat temanya. Setiap pijatan diiringi dengan dzikir kepada Allah SWT, dilanjutkan dengan meneriakkan yel yel “Jemaah Haji Indonesia, Haji Sehat, Haji Mabrur”.
Mengawali penyuluhan, Linda menanyakan kepada jemaah berapa waktu yang dibutuhkan untuk pergi ke Tanah Suci, Ada yang menjawab 5 tahun dan 8 tahun.
“Nah, Bapak Ibu sudah lama menanti-nanti sampai ke Tanah Suci. Ingin melihat Ka’bah, ingin sholat di Nabawi. Tapi keinginan ini tidak bisa dipenuhi karena kita sakit. Maka jaga terus kesehatannya ya Bapak Ibu. Insyaa Allah ibadah kita mantap dan menjadi haji mabrur,” ucap Linda diamini oleh lebih dari 300 jemaah di Sektor 3 Makkah.
Menurut Linda, pemerintah sudah memberikan APD baik sejak di embarkasi maupun di Tanah Suci. Untuk itu, jemaah diimbau untuk menggunakannya. “Mohon dipakai ya Bapak ibu, jangan disimpan untuk oleh-oleh. APD ini Insyaa Allah dapat membantu kita terhindar dari masalah kesehatan yang biasa dialami oleh jemaah haji,” ungkapnya.
Kemenkes menyiapkan 20.400 sendal, masker dan semprotan air sebagai APD yang dapat diberikan situasional. Misalnya bila masker jemaah habis, semprotan airnya rusak atau sendalnya hilang, jemaah bisa mendapatkknaya melalui Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (THKI) di tiap Kloter. “Bila ada semprotan yang rusak atau sendalnya hilang, jemaah bisa bilang ke TKHI. Nanti kami siapkan,” terang Linda.
Linda mengingatkan pula supaya jemaah banyak minum agar terhindar dari dehidrasi. Bila sudah dehidrasi, badan jadi lemah dan bisa menyebabkan pingsan. Selain menganjurkan minum, jemaah juga diajarkan membuat cairan elektrolit dengan menggunakan oralit yang sudah diberikan di embarkasi.
“Campurkan setengah bungkus oralit dengan 600 mililiter air minum. Boleh diminum saat menjelang Armina nanti. Jemaah akan lebih segar, karena cairan elektrolit ini lebih lama tersimpan di badan kita,” terang Linda.
Pada kesempatan tersebut, jemaah juga diinformasikan tentang penularan Mers-CoV yang sampai saat ini belum ada vaksinnya.
“Mohon Bapak Ibu tidak selfie-selfi dengan unta. Kalau mau lihat, dari jauh saja. Unta merupakan salah satu hewan yang dikatakan dapat menularkan Mers-CoV,” pesannya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (gi)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM