Lombok, 8 Agustus 2018
Dua kali gempa berkekuatan 6,4 SR pada Minggu (29/7) dan 7 SR pada Minggu (5/8) menyisakan banyak trauma pada masyarakat Lombok terutama pada anak-anak. Untuk mencegah trauma berujung kepada masalah kesehatan, perlu dilakukan trauma healing.
Bermain menjadi salah satu cara trauma healing yang bisa digunakan untuk mencegah anak-anak dari trauma berkepanjangan. Seperti yang dilakukan oleh sejumlah relawan di Posko Bencana Kabupaten Lombok Utara.
Mereka mengajak anak-anak bernyanyi, melakukan permainan, dan bercerita. Trauma healing penting dilakukan untuk menjaga mental anak tetap stabil.
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nila Moeloek mengatakan kejadian bencana seperti gempa bumi rentan terjadi trauma bahkan gangguan mental baik orang tua maupun anak-anak.
“Gangguan mental rentan terjadi, jadi perlu trauma healing,” kata Nila, Rabu (8/8).
Trauma healing sifatnya mencegah trauma berkepanjangan yang berujung gangguan mental. Karena itu, trauma healing ini dilakukan setiap hari secara rutin.
Jika dibiarkan, dampak psikologisnya anak bisa menyendiri, sedih, dan sulit tidur. Trauma healing bisa dilakukan oleh siapa saja, baik di antara anggota keluarga, atau antar tetangga.
Cara yang paling sederhana adalah dengan mengajak anak bermain atau membiarkan anak bermain dengan pengawasan orang tua.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM