Jakarta, 20 Agustus 2018
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi, khususnya bayi berusia 0-6 bulan, yang fungsinya tidak dapat tergantikan oleh makanan dan minuman apapun. Pemberian ASI merupakan pemenuhan hak bagi setiap ibu dan anak. Bukan rahasia lagi, bahwa anak yang mendapatkan ASI Eksklusif dan pola asuh yang tepat akan tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit. Selain itu, Pemberian ASI mampu mempererat ikatan emosional antara ibu dan anak sehingga diharapkan akan menjadi anak dengan ketahanan pribadi yang mampu mandiri.
“Menyusui adalah dasar kehidupan. Dukung ibu menyusui untuk mencegah stunting. Anak sehat, bangsa kuat”, tutur Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), pada Puncak Peringatan Pekan Asi Sedunia (PAS) tahun 2018 di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin pagi (20/8).
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Kirana Pritasari, MQIH, memaparkan beberapa data kajian dan fakta global dalam The Lancet Breastfeeding Series tahun 2016 membuktikan bahwa ASI Eksklusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi berusia kurang dari 3 bulan. Lebih jauh lagi beberapa studi menyebutkan bahwa dalam upaya pencegahan berat bayi lahir rendah (BBLR), stunting dan meningkatkan inisiasi menyusu dini (IMD) dan ASI Eksklusif berkontribusi dalam menurunkan risiko obesitas dan penyakit kronis. Menyusui tidak hanya menurunkan angka kematian bayi, tetapi juga dapat menurunkan risiko kegemukan hingga 10% (Lancet, 2016).
“Dari beberapa fakta tersebut, tidak diragukan lagi besarnya manfaat pemberian ASI untuk kehidupan”, imbuh dr. Kirana.
Untuk itu, diperlukan momen penting guna meningkatkan kepedulian dan kesadaran semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, terhadap pentingnya menyusui bayi hingga 2 tahun dan pentingnya dukungan bagi ibu dalam mencapai keberhasilan menyusui bayinya. Karena itu, setiap minggu pertama bulan Agustus setiap tahun diperingati sebagai Pekan ASI Sedunia (PAS). Hal ini selaras dengan salah satu ketetapan global (Deklarasi Innocenti, 1990) bahwa mengkampanyekan ASI merupakan bagian dari upaya perlindungan, promosi dan dukungan menyusui.
Dengan mendukung setiap ibu agar sukses menyusui secara eksklusif hingga 6 bulan, serta mendukungnya untuk meneruskan ASI hingga dua tahun (ditunjang dengan makanan pendamping ASI yang baik) maka dapat menekan angka kematian neonatal dan bayi.
Peringatan Pekan ASI Sedunia (PAS) tahun 2018
PAS tahun 2018 mengangkat tema “Breastfeeding: Foundation of Life” yang kemudian diadaptasi sebagai tema nasional menjadi “Menyusui sebagai Dasar Kehidupan”.
Rangkaian kegiatan Puncak PAS 2018 diawali dengan pemutaran video himbauan Menteri Kesehatan RI mengenai pentingnya ASI untuk Generasi, yang dilanjutkan dengan video kampanye #MakanBener dan #LindungiAnak.
Acara utama Puncak PAS 2018 adalah talkshow mengenai “Peran Pemerintah dalam Mendukung Keberhasilan Menyusui” dengan narasumber Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, yang dimoderatori oleh dr. Utami Rusli.
Pada kesempatan tersebut juga diumumkan para pemenang Lomba Ibu dengan ASI Eksklusif baik di tingkat Kementerian Kesehatan, maupun Antar Kementerian/Lembaga, para pemenang seluruhnya mendapatkan sertifikat yang ditandatangani oleh Menteri Kesehatan RI dan hadiah menarik.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi panel dengan materi, antara lain: 1) Menyusui Dasar Kehidupan oleh Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI; 2) Implementasi Regulasi RS Sayang Ibu dan Bayi oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes RI; 3) Hasil Assesment pada Ibu Bayi Bawah Tiga Tahun (Batita) tentang Praktik Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) di Kota Bandung oleh Hellen Keller Indonesia; dan 4) Dukungan Perusahaan dalam Implementasi Keberhasilan Menyusui bagi Tenaga Kerja oleh HRD PT Sritex Sukoharjo.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (myg)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM