Bekasi, 29 September 2018
Anak-anak, remaja dan para pemuda Indonesia, kalian adalah harapan kami para orang tua. Karena kalianlah penerus bangsa Indonesia.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), dalam Dialog Nasional Indonesia Maju yang diprakarsai oleh Kementerian Perhubungan di Bekasi, Jawa Barat, Minggu pagi (29/9). Hadir pada kesempatan tersebut Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Drs. Budi Setiyadi, SH, M.Si, dan Walikota Bekasi, Rahmat Effendi
“Tolong titip ke anak cucu kita, ajarkan mereka bagaimana berperilaku hidup sehat. Ajarkan ke anak-anak kita, kalau nanti bila mereka atau istri mereka mengandung, harus hamil yang direncanakan, berikan kasih sayang, makan makanan dengan gizi yang baik agar anaknya tidak stunting, jadi anak yang cerdas dan berkualitas,” pesan Menkes Nila Moeloek.
Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Kekurangan gizi pada masa janin dan usia dini akan berdampak pada perkembangan otak, rendahnya kemampuan kognitif yang akan mempengaruhi prestasi sekolah dan keberhasilan pendidikan. Dalam jangka panjang, kekurangan gizi pada awal kehidupan akan menurunkan produktivitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan di masyarakat.
Selain itu, Menkes juga menyatakan bahwa meskipun saat ini ada jaminan kesehatan nasional (JKN) yang melindungi kita saat sakit, namun kita perlu mencegah penyakit dengan berupaya menjaga kesehatan, itu tetap harus jadi yang utama.
“Minimal olah raga 30 menit setiap hari, jangan merokok, jauhi alkohol dan Narkoba,” tutur Menkes.
Pada kesempatan tersebut, Menkes mengajarkan agar para remaja perbanyak mengkonsumsi sayur, buah dan ikan serta yang terpenting adalah gizi seimbang, rutin aktivitas fisik serta memantau berat badan secara teratur, cek kesehatan secara berkala sebagai usaha pencegahan dan deteksi dini penyakit.
Menkes Nila Moeloek juga menekankan bahwa kesehatan tidak terlepas dari lingkungan, karena itu mari tingkatkan kualitas lingkungan hidup dengan membuat sanitasi yang baik, biasakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, buanglah sampah pada tempatnya, dan buang air besar di jamban.
“Kita membutuhkan udara yang bersih, kita juga membutuhkan air dan lingkungan yang bersih untuk menjadi sehat,” imbuh Menkes.
Dalam satu kesempatan tanya jawab, Menkes Nila Moeloek bertanya pada seorang remaja putri bernama Mutia Rizky Dalimunte (17 tahun), yang bercita-cita menjadi Ahli Gizi dan merupakan salah seorang perwakilan anggota Saka Bakti Husada yang berasal dari Cikarang. Kepadanya, Menkes menanyakan pendapat Mutia mengenai anak-anak remaja yang menikah dini dan bagaimana bila itu terjadi pada Mutia?
“Menurut saya, menikah dini itu tidak baik, karena usia remaja itu belum siap, baik fisik maupun mentalnya. Dan apabila itu terjadi pada saya, bukan saya tidak mau menuruti apa kata orang tua, namun kita sebagai remaja harus memiliki pendirian untuk kebaikan masa depan. Mengapa? karena remaja harus menyadari kenyataan bahwa yang akan menjalankan kehidupan kita kita, bukan orang tua kita. Maka saya akan menyampaikan kepada orang tua saya, bahwa saya memilih pendidikan, karena bila orang tuanya cerdas, maka akan melahirkan anak yang cerdas pula,” jawabnya yang disambut riuh tepukan tangan dari peserta yang hadir di ruangan tersebut.
Untuk jawabannya, Menkes memberikan sebuah laptop yang diharapkan dapat membantu proses belajar Mutia. Mendengar hal tersebut, Mutia langsung bersujud di atas pentas dan menitikkan air matanya. Ia mengaku bahagia karena sudah lama mendambakan untuk memiliki sebuah laptop.
Menkes menyatakan bahwa generasi muda Indonesia perlu meneladani sikap dan pemikiran Mutia, yang memiliki semangat belajar yang tinggi, berwawasan kesehatan, serta memiliki pandangan yang baik mengenai bagaimana seorang remaja menyikapi sebuah kata pernikahan dan mampu menghubungkan dengan masa depannya.
“Jangan ada lagi remaja yang menikah di usia dini, karena fisik dan mentalnya belum siap untuk memiliki keturunan. Saat ini, dengan pernikahan dini penyebab kawin cerai banyak dan dianggap biasa. Saya rasa, Mutia ini anak muda yang merupakan masa depan bangsa kita,” tandas Menkes.
Menkes menginginkan agar generasi muda Indonesia saat ini bisa memiliki kecerdasan pemikiran seperti Mutia. Para pemimpin di Indonesia saat ini, pasti menginginkan agar generasi-generasi yang dilahirkan dan meneruskan perjuangan bangsa Indonesia merupakan generasi yang sehat, berpemikiran cerdas dan memiliki masa depan yang cerah.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (myg)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM