Lombok Utara, 2 Oktober 2018
Puskesmas Nipah, Puskesmas sementara semi permanen itu saat ini proses pembangunannya baru 80% dan belum bisa digunakan. Namun, pelayanan kesehatan tetap dilakukan dengan maksimal meski menggunakan fasilitas seadanya.
Saat ini telah digunakan 2 tenda untuk melakukan pelayanan, tenda Kemenkes dan tenda BPBD. Tenda Kemenkes digunakan untuk persalinan, KIA, KB, dan Imunisasi, sementara tenda BPBD digunakan untuk rawat inap dan rawat jalan, san IGD.
Sementara untuk gudang obat menggunakan satu bangunan warga, dan untuk manajemen Puskesmas dilakukan di bale-bale.
Kepala Puskesmas Nipah, Naspudin mengatakan meskipun fasilitas seadanya, pihaknya menjamin pelayanan tetap maksimal dan obat-obatan cukup.
“Pasien pasca gempa sudah berkurang dan kasus pasien yang di tenda sudah menurun. Kalau yang patah tulang dilakukan pelayanan ke rumah, ada juga yang kontrol ke sini,” kata Naspudin.
Selain itu, tambah Naspudin, warga sudah paham kalau Puskesmas sudah berfungsi 24 jam, begitupun dengan Posyandu, dan pos gizi.
Drg. Oscar mengatakan bahwa masyarakat harus tahu bahwa Puskesmas, Posyandu sudah berfungsi di wilayah kerja Puskesmas Nipah.
“Masyarakat penting untuk mengetahui ini (Puskesmas, Posyandu, dan pelayanan lainnya di Puskesmas Nipah). Diupayakan semua masyarakat sudah terinfokan,” kata Oscar.
Terkait jumlah korban, sejak 5 Agustus 2018 hingga kemarin Senin (1/10) korban gempa yang tercatat di Puskesmas Nipah sebanyak 3.644 jiwa. Sementara jumlah pasien yang tercata pada hari senin saja sebanyak 30 orang dengan rata-rata menderita diare dan Ispa.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM