Jakarta, 30 Oktober 2018
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama Polri kerahkan petugas untuk mengevakuasi dan mengidentifikasi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610.
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan di Tanjung Priok ada tenaga kesehatan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang bertugas dalam musibah ini.
“KKP membantu dengan yang lain (tenaga kesehatan) dikirim ke sini (RS Polri) untuk identifikasi. Jadi identifikasi di RS Polri,” kata Menkes Nila.
Selain itu, tambah Nila, Kemenkes juga mengirim tim dokter ke RS Polri bergerak bekejasama. Disaster Victim Identification (DVI) dilakukan di RS Polri dan butuh tenaga tambahan, jadi Kemenkes memenuhi kebutuhan itu.
Bagi keluarga korban ada pendampingan juga terkait masalah psikologi, baik dari Kemenkes atau Polri.
Di Tanjung Priok ada 22 kantung jenazah dengan kondisi jenazah tidak utuh. Kemudian dikirim ke RS Polri untuk DVI dan dicocokkan dengan DNA keluarganya.
Kepala RS Polri Bhayangkara, Komisaris Besar Polisi dr. Musyafak, mengatakan setiap kantong jenazah ini isinya bisa lebih dari satu jenazah. Tapi memang kondisinya tidak utuh,” katanya.
130 petugas dari Polri akan menangani fase pertama untuk evakuasi di tempat kejadian peristiwa, di Tanjung Priok, dan di Karawang.
“Fase dua pos mortem kurang lebih ada 14 dokter forensik, pos antemortem ada 90 lebih laporan dan sudah di data sekarang masih proses pendataan juga,” kata dr. Musyafak.
Namun demikian, Menkes Nila Moeloek berharap masih ada korban selamat.
“Doa saya siapa tahu masih ada yang selamat,” kata Menkes Nila.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM