Nusa Dua, 5 November 2018
Pemerintah Indonesia menegaskan komitmen untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran penyakit zoonosis secara global dengan menyelenggarakan Pertemuan Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis, sebagai salah satu rangkaian acara Global Health Security Agenda (GHSA) Ministerial Meeting, 5-8 November di Nusa Dua, Bali. Sebanyak 14 negara yang tergabung dalam Zoonotic Diseases Action Package (ZDAP) hadir membahas pencapaian dan rencana aksi implementasi 2014-2019.
Rencana aksi implementasi ini menjadi salah satu hal penting yang dicapai oleh kepemimpinan Indonesia dalam forum internasional pengendalian penyakit zoonosis. Dalam rencana aksi tersebut beberapa hal penting disetujui bersama, termasuk dukungan masing-masing negara anggota ZDAP untuk melanjutkan penanganan penyakit zoonosis, pertukaran informasi, peningkatan kapasitas, serta komitmen jangka panjang penanganan tanggap darurat zoonosis.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono, mengatakan telah ada sistem kewaspadaan dini dan respons yang terintegrasi untuk mengatasi ancaman pandemi pada manusia. Salah satu keberhasilan dalam pengendalian zoonosis ialah dengan menurunnya angka kasus pada flu burung pada manusia, sejalan dengan menurunnya kasus pada hewan melalui kerjasama antara petugas lapangan dari sektor kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan.
Menurut Anung, Komnas Zoonosis dihapuskan maka mekanisme koordinasi tidak terbangun secara ideal. ZDAP adalah upaya menerjemahkan dari hilangnya pengorganisasian kepada perluasan dari kegiatan antar kementerian dan lembaga untuk memastikan bahwa prevent, detect, respon dari kesehatan orang secara keseluruhan yang dipengaruhi oleh kesehatan hewan termasuk satwa liar menjadi penting untuk dilakukan.
“Apa yang sudah dibuat oleh kita semuanya di bawah koordinasi Kemenko PMK dan didukung oleh dari USAi,d WHO dan lain-lain, membuat frame dan ada kolaborasi antar Kementerian serta advokasi kepada pemangku kepentingan menjadi sangat penting,” tegas Anung usai membuka pameran poster pengendalian zoonosis lintas kementerian, di Nusa Dua, Bali (5/11). Pembukaan pameran poster merupakan bagian awal dari pelaksanaan GHSA ke 5.
DItambahkannya, melalui ZDAP, kita tidak selalu membuat organisasi baru tetapi melakukan sesuatu dengan tatanan tatanan perangkat instrumen yang ada di internasional dapat dilakukan di Indonesia.
Asisten Deputi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kemenko PMK, Naalih Kalsum mengatakan bahwa sudah banyak upaya yang telah dilakukan Indonesia untuk meningkatkan kapasitas sumber daya di bidang kesehatan terpadu dalam menanggulangi ancaman kesehatan global, khususnya zoonosis. Salah satunya dengan menginisiasi kerjasama lintas sektor. “Tiga kunci keberhasilan pengurangan risiko pandemi adalah koordinasi, advokasi, dan kolaborasi antar pemangku kepentingan,” tegasnya.
Naalih menambahkan, kerjasama lintas sektor dalam pencegahan dan pengendalian zoonosis ini juga diwujudkan melalui kerjasama program Emerging-Pandemic Threats (EPT-2) dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Kerjasama ini turut melibatkan Kementerian Pertanian; Kementerian Kesehatan; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah daerah, serta organisasi internasional seperti WHO dan FAO.
Konsul Jenderal Amerika Serikat, Mark McGovern mengapresiasi Indonesia yang telah berhasil mengembangkan integrasi dan koordinasi lintas sektoral untuk mendeteksi, mencegah dan menanggulangi ancaman pandemi. Ia menegaskan diperlukan komitmen lebih lanjut, guna memastikan sistem yang telah ada dapat terus berjalan dengan baik “Untuk memastikan sistem yang telah dikembangkan tersebut berfungsi dengan baik, penting untuk mengenali peran dari setiap kementerian dan lembaga terkait, dan mendukung mereka dalam menjalankan tugas penting untuk mendukung keamanan kesehatan global ini,” ia menambahkan Pemerintah Amerika Serikat sebagai negara sahabat siap mendukung Indonesia untuk terus meningkatkan kapasitas dalam mencegah dan mengendalikan zoonosis.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (gi)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM