Jakarta, 12 Desember 2018
Dua bencana alam telah terjadi dalam satu tahun ini, gempa bumi di NTB yang terjadi akhir Juli dan gempa bumi disertai tsunami di Sulawesi Tengah pada akhir September. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah melakukan berbagai upaya untuk korban bencana mulai dari upaya kuratif, rehabilitatif, promotif, dan preventif.
Segala upaya telah dilakukan oleh Kemenkes dengan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan di wilayah kejadian. Bahkan, dalam pelaksanaannya telah melibatkan ribuan dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
Kemenkes tidak hanya menangani korban bencana, tapi mencegah munculnya berbagai penyakit yang bersumber dari lingkungan. Untuk itu, Kemenkes mengirimkan tenaga kesehatan yang diantaranya adalah dokter, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga kesehatan jiwa, ahli gizi, dan tenaga kesehatan reproduksi.
Kemenkes menggunakan strategi Clustur Kesehatan untuk penanggulangan dua peristiwa bencana itu. Dalam Cluster Kesehatan terdapat sejumlah subcluster yang terdiri dari Subcluster Pelayanan Kesehatan, Subcluster Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, Subcluster Gizi, Subcluster Kesehatan Reproduksi, dan Subcluster Kesehatan Jiwa.
Subcluster Pelayanan Kesehatan melakukan pengiriman tim pendamping dan memobilisasi sumberdaya kesehatan dari pusat hingga daerah untuk percepatan penanganan korban. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan dan tindakan operasi bedah, melakukan penilaian cepat kerusakan fasilitas kesehatan (faskes) dan perbaikan alat kesehatan, membantu dan melakukan evakuasi korban, serta mendirikan posko kesehatan di berbagai wilayah pengungsian.
Subcluster pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan melakukan pemantauan perkembangan penyakit (surveilans), mendistribusikan logistik kesehatan lingkungan seperti polybag sampah, kaporit, dan penjernih air cepat (PAC). Selain itu melakukan penyehatan air dan pengendalian vektor penyakit melalui desinfeksi dan disinseksi.
Pada subcluster gizi, mengingat kondisi lingkungan rusak sehingga kesulitan mendapatkan makanan bergizi, perlu dilakukan pengiriman PMT dan pendampingan gizi bagi korban bencana.
Kemenkes juga megirimkan bantuan PMT bagi ibu hamil dan Balita. Dilakukan juga pendampingan gizi. Kalua di Sulteng, subcluster gizi mendirikan dapur gizi di 10 titik pengungsian. Itu jadi salah satu cara untuk memantau apa yang mereka makan, begitupun di NTB.
Subcluster Kesehatan Reproduksi dilakukan pelayanan terhadap kelompok rentan (ibu hamil, anak bayi, Balita, dan Lansia). Sementara pada subcluster kesehatan jiwa, dokter tidak hanya melakukan pengobatan fisik, tapi juga psikologi korban melalui trauma healing dan motivasi.
Selain strategi subcluster kesehatan, Kemenkes juga mengirimkan bantuan logistik seperti tenda, polybag sampah, masker, jerigen lipat, dan kantung jenazah.
Upaya Kemenkes tidak akan berjalan tanpa dukungan dari lintas sektor. Pada bencana alam, bukan hanya permasalahan kesehatan saja, tetapi lebih kompleks mencakup di antaranya infrastruktur dan ekonomi. Karena itu, dalam setiap penanggulangan bencana alam semua kementerian/lembaga ikut berpartisipasi melakukan penanggulangan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM