Cianjur, 25 Maret 2019
Kemampuan atau istitaah kesehatan tidak hanya berlaku bagi jemaah haji, akan tetapi juga harus dimiliki oleh para petugas kesehatan. Sebagai penyelenggara haji yang melayani langsung para jemaah haji Indonesia baik di tanah air maupun di tanah suci, dibutuhkan petugas kesehatan yang sehat fisik dan mental agar dapat memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang optimal.
Pusat Kesehatan Haji Kemenkes bekerjasama dengan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Kemenkes pada Senin (25/3), mengadakan tes kebugaran bagi calon Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan Tahun 2019. Kegiatan tes kebugaran yang dimulai sejak pukul 06.00 WIB diselenggarakan di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto, Cianjur, Jawa Barat. Tes ini merupakan rangkaian pengujian bagi para calon PPIH.
Selain tes tersebut, juga dilakukan tes psikometri (tes MMPI), bebas narkotika, psikotropika dan zat terlarang (Napza) dan wawancara yang pelaksanaannya bekerjasama dengan Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur Jakarta.
“Tes ini merupakan salah satu fase penerimaan petugas haji untuk memastikan kami mendapatkan petugas kesehatan yang tidak hanya kompeten tapi juga sehat jiwa dan raganya. Tubuhnya fit, mentalnya siap dan bebas dari Napza,” ujar Dr. dr. Eka Jusup Singka, Kepala Pusat Kesehatan Haji.
Sebanyak 302 peserta calon PPIH bidang kesehatan mengikuti tes kebugaran dengan metode rockport. Metode ini mengharuskan para peserta untuk berlari atau berjalan cepat sejauh 1,6 kilometer dengan kecepatan yang konstan/stabil.
Sebelum melakukan tes, seluruh peserta diukur tekanan darah, jumlah denyut nadi per menit, tinggi badan dan berat badannya oleh tim kesehatan. Data-data status kesehatan ini kemudian dicatat dalam lembar Kartu Menuju Bugar.
Usai mengikuti tes kebugaran, meski sebagian peserta mengalami kelelahan, akan tetapi seluruh peserta menjalankannya dengan penuh kesungguhan dan merasakan manfaatnya.
“Alhamdulillah. Dengan tes kebugaran seperti ini, kita jadi bisa tahu kondisi kesehatan kita sendiri. Sehingga dapat lebih mempersiapkan diri sebelum penugasan ke Arab Saudi,” kata Suhud, perawat asal RSUD Tarakan, Kalimantan Utara.
Sehari sebelumnya, seluruh calon PPIH juga melakukan psikotes dengan metode Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI). MMPI digunakan untuk mengetahui kepribadian dan kondisi kejiwaan seseorang. Peserta diwajibkan menjawab sebanyak 567 soal psikotes. Di samping itu juga dilakukan tes Napza dengan sampling urin dan dilanjutkan dengan wawancara oleh psikiater yang berasal dari RSKO Jakarta.
PPIH merupakan petugas non kloter tim yang dibentuk untuk mendukung pelayanan kesehatan haji di Arab Saudi bersama-sama Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang menyertai kloter. PPIH nantinya akan dibagi menjadi 3 tim yakni: Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR), Tim Gerak Cepat (TGC) dan Tim Promotif Preventif (TPP).
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (AM)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.