Tasikmalaya, 27 Maret 2019
Indonesia dengan penduduk yang besar juga memiliki jumlah orang dengan Tuberkulosis (TBC) yang besar, termasuk lima besar di dunia. Setiap tahun sekitar 850 ribu orang dengan TBC di Indonesia, dan 13 orang meninggal akibat TBC setiap jamnya.
Tingginya masalah TBC di Indonesia disebabkan diantaranya karena penemuan kasus dan pengobatannya secara tuntas, kalah cepat dengan penyebaran penyakitnya. Sebelum datang ke layanan kesehatan yang tepat, banyak orang mencari pengobatan di luar layanan kesehatan, termasuk mengobati sendiri.
Edukasi kepada masyarakat sangat diperlukan dan bisa dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat, salah satunya di lingkungan pesantren. Sebagaimana diketahui, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berbasis agama Islam yang dekat dengan masyarakat.
Para santri datang dari berbagai penjuru Indonesia untuk mempelajar agama Islam. Dengan pesantren di Indonesia sebanyak 29.000 dan jumlah santri sebanyak 4.048.720, para santri diharapakan berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan kesehatan di lingkungan masyarakat dengan menggunakan ajaran agama Islam dalam latar belakangnya.
“Saya kira, para santri bisa menjadi influencer untuk mengedukasi masyarakat tentang pencegahan penularan TBC,” ujar Menkes Nila saat mengahadiri acara Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Potensi ini harus dijaga dengan memastikan para santri hidup sehat dan mendapatkan informasi terkait kesehatan yang benar selama mereka berada di pesantren. Selain itu adanya Pusat Kesehatan Pesantren yang lebih dekat dengan masyarakat sekitar pesantren, membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan kesehatan dan melakukan skrining kesehatan.
Sudah waktunya Indonesia untuk bangkit melawan TBC. Sudah saatnya Indonesia mempunyai jumlah penderita TBC baru kurang dari 500.000 per tahun dan sudah saatnya kita mengerahkan semua daya dan upaya untuk bisa mencapai target eliminasi TBC tahun 2030.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(Aci)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM