Purwakarta, 22 Maret 2019
Tahun ini Bapelkes Cikarang bersama dengan Anggota Komisi IX DPR RI kembali menggelar acara Sosialisasi GERMAS. Sebanyak lebih dari 400 masyarakat Kabupaten Purwakarta mengikuti acara tersebut.
Dalam sambutannya, Drs. Suherman, M.Kes selaku Kepala Bapelkes Cikarang menyampaikan bahwa dalam 30 tahun terakhir ini, Indonesia mengalami perubahan dan pergeseran pola penyakit. Pada tahun 1990an, penyebab kematian dan kesakitan terbesar adalah penyakit menular seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), TBC, diare, dan lain-lain.
Namun sejak tahun 2010, penyebab kesakitan dan kematian terbesar adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti stroke, jantung, kanker, HIV/AIDS dan kencing manis (diabetes). Tak jarang hingga menyebabkan keluarga jatuh miskin karena merawat anggota keluarga yang sakit.
Resiko PTM menjadi semakin tinggi yaitu semakin meningkatnya proporsi dan jumlah penduduk dewasa dan lanjut usia yang rentan terhadap PTM dan penyakit degeneratif.
Angka kesakitan dan kematian serta permintaan pelayanan kesehatan (pengobatan) diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini tentunya dapat meningkatkan beban pembiayaan kesehatan pemerintah, sekaligus meningkatkan beban ekonomi keluarga karena produktivitas keluarga yang menurun.
drg. Putih Sari selaku Anggota Komisi IX DPR RI dalam sambutannya saat membuka acara menyampaikan bahwa GERMAS merupakan gerakan nasional yang diinstruksikan oleh Presiden RI pada tahun 2017, yang mengedepankan upaya promotif dan preventif (peningkatan dan pencegahan), dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat.
Komisi IX DPR RI selalu mengupayakan setiap tahun agar anggaran kesehatan selalu ditingkatkan dan dialokasikan untuk pembiayaan pengobatan masyarakat. Juga berusaha untuk meningkatkan pelayanan serta sarana dan prasarana kesehatan. PTM tidak hanya menjangkiti para orang tua saja tetapi anak muda juga bisa beresiko terkena PTM.
Ada 7 Program GERMAS yang bisa dilakukan oleh masyarakat yaitu melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi buah dan sayur, memeriksa kesehatan secara rutin, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, membersihkan llingkungan dan menggunakan jamban.
“Mari kita jadikan GERMAS sebagai kebiasaan yang lama kelamaan menjadi budaya di dalam kehidupan masyarakat, karena bisa dilakukan secara mandiri di rumah,” kata Putih.
drg. Putih Sari juga menyampaikan bahwa Penyakit Tidak Menular (PTM) tidak hanya beresiko pada orangtua saja, anak muda pun juga dapat beresiko terkena PTM. Selain itu, Beliau juga mengimbau agar masyarakat dapat berhenti merokok. Karena yang lebih beresiko terkena penyakit adalah yang terkena asap rokoknya.
Diharapkan juga tidak mengkonsumsi minuman keras yang beralkohol terutama yang dioplos.
Kepala Puslat SDM Kesehatan yang diwakilkan oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta, Drs. Zaenal Komar, Apt., MA menyampaikan tentang 10 penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada tahun 2014 adalah stroke, jantung dan pembuluh darah, diabetes melitus dan komplikasinya, tuberkulosis pernapasan, hipertensi dan komplikasinya, infeksi saluran pernapasan bawah, liver, kecelakaan lalu lintas, pneumonia dan diare disertai infeksi pencernaan.
Dalam mewujudkan GERMAS perlu dilakukan peningkatan terhadap berbagai aspek seperti edukasi hidup sehat, kualitas lingkungan, pencegahan dan deteksi dini penyakit, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, perilaku hidup sehat, dan aktivitas fisik.
Materi yang disampaikan oleh Zaenal diselingi dengan tanya jawab terkait GERMAS kepada para peserta yang hadir. Seperti apa saja yang termasuk kegiatan aktivitas fisik, di dalam sayuran dan buah terdapat keuntungan apa saja untuk tubuh kita, penyakit apa saja yang dapat terjadi bila merokok dan mengkonsumsi alkohol, dan lain-lain. Masyarakat yang dapat menjawab pertanyaan dapat maju dan diberikan hadiah.
Perwakilan dari Balai Pelatihan Kesehatan Daerah (Bapelkesda) Bandung, Muhammad Rusydi, S.Pd, S.Kp, MH.Kes menayangkan video tentang kebiasaan merokok di kalangan anak muda bahkan anak di bawah umur. Mereka mendapat contoh dari siapa lagi kalau bukan dari orangtua yang setiap hari bertemu.
Padahal masa depan bangsa ada di tangan anak-anak kita. Kita harus bisa mengelola kekayaan alam karena bumi Indonesia memiliki segala jenis bahan makanan sehat yang ada di dunia, karena negara kita beriklim tropis sehingga berbagai jenis tanaman dapat tumbuh subur.
Untuk menjalankan program GERMAS yaitu mengkonsumsi buah dan sayur serta melakukan aktivitas fisik, maka dilakukan makan buah pisang bersama dan Senam Cerdik yang diikuti oleh seluruh Narasumber dan masyarakat yang hadir.
“Kita sebagai masyarakat harus siap menyatakan bahwa kami adalah bangsa Indonesia yang kuat dan memiliki kemampuan intelegensi yang hebat, maka semua itu harus dimulai dari diri sendiri dan mulai saat ini, yang dituangkan dalam penandatanganan komitmen GERMAS,” kata Rusydi.
Berita ini disusun oleh Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang dan disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM