Jenewa, 28 Mei 2019
Dalam sidang WHA ke 72 ada 3 anggota Delri yang berasal dari daerah. Mereka dipilih Kementerian Kesehatan sebagai penghargaan atas prestasinya di daerah masing-masing. Mereka adalah Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan Dr. H. Muhamad Muslim, S.Pd, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A, dan Tenaga Kesehatan Teladan Puskesmas Limboto, Gorontalo Vionita Isa, S.Kep, Ners. Ketiganya mengaku senang bisa terpilih.
“Saya sebagai perawat merasa senang bisa ikut di sidang ini. Ini salah satu penghargaan yang tinggi untuk perawaat karena baru tahun ini dipercayakan profesi kami untuk ikut bersama-sama sebagai anggota Delri untuk ikut sidang WHA,” ungkap Vionita.
Kadinkes Prov NTB sempat membacanya country statement tentang TBC di Indonesia. Salah satu usulan Indonesia dalam sidang ini adalah bagaimana WHA dapat menjembatani adanya obat dan pemeriksaan yang murah sehingga tidak menghambat pengobatan bagi pasien yang mengalami TBC-MDR.
“Kita juga mengusulkan adanya riset yang sifatnya mendunia yang nantinya dapat memberikan dampak positif pada perkembangan pengobatan yang lebih efektif pada penderita TBC-MDR. Kita juga mengimbau pemerintah dan NGO untuk berkomitmen terhadap pendanaan untuk mengisi gap pendanaan terkait pengendalian TBC,” kata Eka.
Ia sangat senang mendapat kesempatan ini dari Kementerian Kesehatan untuk mengikuti sidang-sidang di WHA ke 72. “ini adalah pengalaman yang baru untuk mengikuti pengambilan keputusan di tingkat dunia sehingga ini menjadi pembelajaran bagi kita sehingga apa yang dapat kami terima dari sini akan direplikasikan di daerah,” ungkap Eka.
Hal senada disampaikan Kepala Dinkes Prov. Kalimantan Selatan. “Alhamdulillah diberi kesempatan untuk menyampaikan statement terkait dengan penyakit tidak menular dan ini sangat berkorelasi dengan kondisi kita terutama di Kalimantan Selatan,” kata Muslim.
Menurut Muslim, Kalau dikaitkan dengan hasil Riskesdas, angka PTM nasional cukup tinggi dan Kalimantan Selatan termasuk tinggi dibandingkan angka Nasional. Oleh karena itu apa yang disampaikan dalam country statement menjadi motivasi dan semangat karena Indonesia mendukung resolusi yang disusun WHAO SEAR.
“Saya sangat senang sekali mendapat kesempatan menyampaikan hal itu. Ini dapat menjadi semangat untuk kami berupaya melakukan upaya pencegahan dan pengendalian atau prevention and control terhadap PTM,” kata Muslim.
Ia, akan meningkatkan pengendalian PTM dengan skrining yaitu terkait dengan kanker serviks dan kanker payudara. Dalam berbagai momentum ia mendorong agar dapat menghasilkan cakupan pemeriksaan kepada para wanita.
Muslim mengaku Gubernur Prov. Kalsel mengapresiasi kesempatan yang diberikan Kemenkes kepada daerahnya. Gubernur, menurut Muslim, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Menteri Kesehatan karena melibatkan perwakilan daerahnya sebagai delegasi.
“Gubernur juga berpesan agar saya banyak belajar dan banyak sharing dengan negara lain apa yang bisa kita lakukan di Kalimantan Selatan,” tambah Muslim.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].(gi)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM