Jakarta, 7 Agustus 2019
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan Air Susu Ibu (ASI) bisa mencegah kematian bayi dan kematian ibu. Dengan menyusui, banyak hormon yang dikeluarkan salah satunya oksitosin.
“Masa menyusui ini, oksitosin mengembalikan fungsi organ-organ kita setelah melahirkan, termasuk peranakan kita dikontraksikan sehingga kembali normal. Kalau tidak, bisa terjadi perdarahan,” kata Menkes pada Puncak Pekan ASI Sedunia, di gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (7/8).
Selain itu, lanjut Menkes, hormon oksitosin memberikan perasaan bahagia saat menyusui bayi dan ASI bertambah lancar. Menkes juga menekankan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali keluar sebelum ASI.
“Kolustrum ini menyebabkan anak menjadi kuat dan tahan terhadap penyakit. Pemberian ASI Eksklusif diberikan selama 6 bulan juga perlu dilakukan pemberian ASI hingga usia dua tahun, serta pemberian makanan pendamping,” kata Menkes.
Pemberian makanan pendamping ASI tidak boleh sembarangan, tidak boleh dicampurkan gula atau garam. Hal tersebut akan memicu diabetes dan hipertensi. Jangan pula dicampur dengan makanan yang belum layak dimakan bayi karena memicu penyakit berbahaya lainnya.
Peran ayah sangat penting dalam memberikan ASI, yaitu dengan memberikan pehatian pada ibu. Ibu menyusui akan bahagia dan ASInya akan banyak. Menkes juga mengimbau kepada para ibu untuk tidak sembarangan memberikan susu formula.
“Susu formula itu adalah benda mati, tapi ASI benda hidup yang didalamnya (kandungannya) sangat baik untuk pertumbuhan bayi sehingga dapat mencegah kematian bayi,” ucap Menkes.
Ini pentingnya kenapa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) salah satunya cegah kematian ibu/anak dan hilangkan stunting. Pemberian ASI secara optimal sangat penting dalam pembangunan kesehatan.
Tantangan yang dihadapi adalah banyak ibu bekerja yang kesulitan memerah ASI karena kurangnya fasilitas untuk ibu menyusui di tempat kerja. Maka dari itu, Menkes Nila mendorong setiap tempat kerja dapat memfasilitasi tempat menyusui.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM