Makkah, 11 Agustus 2019.
Bagi jemaah haji Indonesia, Mina merupakan lokasi peribadatan terberat. Bagaimana tidak. Jemaah yang ingin melontar jumroh di jumroh ula, wustha dan aqobah harus berjalan kaki berkisar antara 6-14 kilometer pergi pulang dari tenda menuju lokasi melontar jumroh dan kembali lagi ke tendanya.
Jarak sejauh itu harus dilakoni jemaah selama empat hari berturut-turut, terutama bagi jemaah yang memilih nafar tsani atau meninggalkan Mina pada 13 Zulhijah. Situasi ini tentu sangat menguras energi dan dapat memicu gangguan kesehatan.
Kementerian Kesehatan telah mengantisipasi segala potensi permasalahan kesehatan yang mungkin timbul di Mina. Pos Kesehatan (Poskes) Mina telah disiapkan di kawasan Misi Haji Indonesia, tepatnya di Maktab 50. Poskes Mina memiliki kapasitas sebanyak 40 tempat tidur yang diperkuat dengan tenaga kesehatan dari Daker Kesehatan Madinah.
Poskes Mina sudah beroperasi sejak 9 Zulhijah (10/8) atau sejak jemaah haji selesai melaksanakan Wukuf di Padang Arafah. Direncanakan akan buka sampai dengan 13 Zulhijah atau 14 Agustus 2019, usai seluruh jemaah haji meninggalkan Mina. Menurut data Siskohatkes, hingga Minggu (11/8) sore WAS, Poskes telah melayani sebanyak 184 pasien.
“Kasus terbanyak kelelahan dan heat stroke. Tapi sebagian besar sudah stabil dan dikembalikan ke kloternya,” ujar dr. Zainal Abidin, salah seorang tenaga medis di Poskes Mina.
Di samping Poskes yang semipermanen, Kemenkes juga menyiapkan 10 pos satelit. Masing-masing lima pos di jalur atas dan bawah menuju jamarat. Di setiap pos terdapat 5 orang anggota Tim Gerak Cepat (TGC) dan TPK yang bekerja 24 jam dalam tiga shift. Di beberapa pos juga bersiaga 1 unit ambulans. Indonesia menjadi satu-satunya negara yg diperbolehkan memiliki ‘pos darurat’ dan menempatkan ambulansnya di tiga titik di sepanjang jalur menuju jamarat.
“Di tiap pos ada 4 tenaga kesehatan di setiap shift,” terang dr. Erwinsyah, Koordinator TGC.
Satu lagi layanan yang diberikan adalah promosi kesehatan dan temuan kasus. Tim Promotif Preventif (TPP) turut menjalankan tugas fungsinya di Mina. Seluruh anggota TPP secara bergiliran berkeliling di wilayah jalur atas jamarat.
Ketika berjumpa dengan rombongan jemaah haji Indonesia, TPP mengingatkan untuk menggunakan alat pelindung diri terutama payung dan sandal. Saat menemui jemaah yang kelelahan, mereka mengajak untuk beristirahat sejenak dan minum oralit.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (AM)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.