Banyuwangi, 30 September 2019
Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) biasanya memiliki masalah tidak hanya pada kejiwaannya, tapi juga mereka kerap sulit berbaur dengan masyarakat. Puskesmas Gitik, Banyuwangi justru menepis hal tersebut, dengan inovasinya Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang dengan Gangguan Jiwa (Teropong Jiwa) membuat ODGJ tak hanya diterima di masyarakat tapi bisa bersaing di dunia kerja.
Koordinator Kesehatan Jiwa Masyarakat Puskesmas Gitik Eko Budi Cahyono mengatakan Teropong Jiwa ini membantu ODGJ yang ada di wilayah kerja Puskesmas Gitik memiliki kemampuan untuk bekerja.
“ODGJ kami beri pelatihan untuk menumbuhkan semangat bekerja mereka. Kami upayakan mereka terus beraktivitas hingga bisa mandiri, lebih bagus lagi diterima di tempat kerja,” kata Eko.
Hingga saat ODGJ binaan Puskesmas Gitik telah bekerja di beebagai bidang, seperti di UMKM, pertanian, peternakan, dan menjadi tukang.
Di antara berbagai dunia usaha, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi kue telah melibatkan 4 ODGJ. UMKM yang berlokasi di Desa Lemahbangdewo, Kecamatan Rogojampi ini telah melibatkan ODGJ sudah hampir 3 tahun.
Andi, pemiliki UMKM tersebut menganggap ODGJ yang bekerja bersamanya sebagai keluarga. Sebelumnya Andi melihat banyak ODGJ yang cukup meresahkan warga, bahkan ia sendiri mengaku pernah dilempari batu semasa kecil.
“Dari tim Puskesmas peka, ada keluarga, saudara kita yang gangguan mental, kurang stabil, yang jika dibiarkan bisa menganggu lingkungan bahkan anak-anak takut,” kata Andi.
Andi bersyukur adanya Teropong Jiwa dari Puskesmas Gitik. Ia mengaku bisa bersyukur bisa membantu ODGJ dengan melibatkannya dalam memproduksi kue.
“Mereka adalah saudara kita, jangan sampai ODGJ ini terkucilkan. Kami punya penghasilan yang penting lingkungan tenang,” ucap Andi.
Dari empat ODGJ itu, ada satu ODGJ yang sudah bekerja bersama Andi hampir 3 tahun, Sumartin namanya. Sumartin ini memiliki keterampilan membuat berbagai jenis kue, seperti kue-kue kering, dan kue basah.
Sumartin mengaku senang bekerja di tempat Andi. Ia yang sudah memiliki 3 cucu itu tidak pernah bosan bekerja membuat kue.
“Gak bosen krena nyari uang,” katanya.
Eko menambahkan ODGJ itu selain diberdayakan di dunia kerja, juga tetap melakukan terapi obat di Puskesmas Gitik.
“Kebersamaan selalu diutamakan, yang penting ODGJ tidak diam berlarut-larut,” kata Eko.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM