Solo, 16 Oktober 2019
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjadi salah satu dari empat perguruan tinggi yang digandeng Kementerian Kesehatan RI untuk menjadi lokus uji coba program Kampus Sehat. Hal ini ditandai dengan ditandatanganinya MoU antara Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Anung Sugihantono dengan Rektor UNS Jamal Wiwoho, pagi tadi di Gedung dr. Prakoso, UNS, Solo.
Dirjen Anung mengemukakan, program tersebut masih dalam tahap uji coba, yang akan dilaksanakan di empat universitas yaitu Universitas Indonesia, Universitas Andalas, UNS dan Majelis PP Dikti Muhammadiyah (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).
“Program Kampus Sehat memungkinkan Universitas untuk tidak hanya mencetak mahasiswa yang unggul di bidang akademik, tetapi juga menghasilkan lulusan yang sehat baik jasmani maupun rohani sebagai SDM unggul,” ujar Anung.
Hasil pelaksanaan uji coba di empat universitas, diharapkan dapat masukan dalam penyempurnaan Program Kampus Sehat. Sehingga dapat diterapkan di semua perguruan tinggi di Indonesia.
Menurut Dirjen Anung, yang perlu dilakukan oleh kampus untuk menciptakan lingkungan sehat adalah menyiapkan sarana dan prasarana untuk perubahan perilaku yang lebih sehat, seperti pengaturan parkir, lokasi tempat berjualan di kampus, penyediaan makanan sehat di kantin kampus, dan membuat aktivitas yang menyehatkan.
Meski demikian, diakuinya, perubahan perilaku setiap kampus berbeda. Seperti yang dilakukan di Universitas Indonesia (UI) saat ini sudah menyediakan kantung parkir dan ada “car free day” atau hari tanpa kendaraan bermotor.
“Jadi ada hari di mana tidak boleh ada kendaraan bermotor yang masuk, tetapi konsekuensinya harus disediakan sepeda. Hal-hal semacam ini sangat spesifik di setiap daerah tetapi pendekatannya beda, sesuai dengan lokasi kampus juga,” katanya.
Menurut Anung, menciptakan hidup sehat dengan melibatkan kampus sangat penting karena selama ini prevalensi atau kejadian obesitas dan merokok usia 18 tahun ke atas, 80 persen ada di kampus.
“Kalau penyakit itu kan manifestasinya karena empat elemen, yaitu faktor keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku, dan lingkungan. Oleh karena itu, kami membuat kampus sehat memang ujungnya untuk menurunkan prevalensi penyakit, yaitu mendorong perubahan perilaku dan mendesain lingkungan yang ada di kampus untuk mendorong orang berperilaku lebih sehat,” katanya.
Ia mengatakan perlu ada sikap tegas dari rektor untuk mewujudkan kampus sehat, di antaranya melarang iklan rokok dan peredaran makanan tidak sehat di dalam kampus.
“Kalau kampus ngomong tidak boleh ada rokok di sini, tidak boleh ada makanan yang mengandung gula berlebihan di sini pasti mahasiswa tidak akan berpikir belanja itu di kampus,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UNS Jamal Wiwoho menyambut baik adanya kerja sama tersebut.
“Harapannya ke depan kampus UNS menjadi barometer kesehatan. Harapannya kampus kesehatannya akan lebih baik, tidak ada yang merokok. Selain itu juga makanan yang beredar di kampus adalah makanan sehat dan melaksanakan senam bersama dalam rangka menyukseskan warga kampus yang sehat,” katanya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].(gi)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM