Tantangan sangat besar target pencapaian MDGs tahun 2015 karena ada beberapa goal yang pencapaiannya perlu upaya yang sangat keras untuk mencapainya. Target penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dan Balita menghadapi kendala karena penurunannya sangat lambat. Upaya inovasi serta memiliki daya ungkit yang tinggi harus kita kedepankan.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, dr. Ratna Rosita, MPHM dalam arahannya pada Peluncuran Program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar (23/4/12).
Beberapa kajian di tingkat global dan data di Indonesia menunjukkan bahwa kematian ibu dan kematian bayi terutama terjadi pada saat persalinan, pada hari-hari pertama dan minggu pertama setelah persalinan. Angka Kematian Ibu 228/100.000 dan Angka Kematian Bayi 34/1000 kelahiran hidup merupakan “tragedi”, apabila kita tidak memberi makna dan berusaha keras untuk mencegah kematian agar tidak terjadi, kata Sesjen.
Berdasarkan Riskesdas 2007 dan 2010, Rifaskes, study on equity serta laporan rutin, disparitas outcome, cakupan upaya intervensi yang evidence base dan ketersediaan sumber daya kesehatan sangatlah nyata antar regional, antar provinsi. Kesenjangan ini ditemukan pula antar sosial ekonomi, serta mereka yang bertempat tinggal di pedesaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kesenjangan ini sangat terkait dengan kemudahan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta keterbukaan daerah terhadap pembangunan ekonomi, ketersediaan sumber daya dan kebijakan/komitmen/tanggung jawab yang ada di masing-masing daerah.
Sesjen menyampaikan, berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita. Penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku KIA dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi, penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Komprehensif (PONEK) terus dikerjakan. Upaya trobosan Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) diharapkan memberikan kontribusi besar agar kejadian kematian ibu dan bayi baru lahir dapat dihindari.
“Keberhasilan pelaksanaan berbagai upaya tersebut sangat ditentukan oleh terlaksananya good governance di tingkat Kabupaten/Kota yang memiliki otonomi dan tanggung jawab sangat besar dalam era desentralisasi ini. Perangkat Dinas Kesehatan dan jajarannya, Rumah Sakit serta fasilitas kesehatan lain termasuk swasta merupakan suatu kesatuan yang bertanggungjawab atas implementasi berbagai upaya tersebut di atas. Penguatan sistem kesehatan secara komprehensif di tingkat Kabupaten/Kota menjadi kunci keberhasilannya”, ujar Sesjen.
Sesjen mengatakan bahwa penguatan sistem kesehatan hendaknya menjadi komitmen yang diwujudkan oleh pemerintah kabupaten/kota dan difasilitasi oleh pemerintah provinsi. Sistem kesehatan yang meliputi ketersediaan dari upaya pelayaan kesehatan komprehensif, SDM, obat dan alat, pembiayaan, penguatan tata kelola di tingkat kabupaten/kota, pemberdayaan masyarakat, sistem informasi dan regulasi serta penelitan yang mendukung kesehatan ibu dan anak dapat terwujud.
Program EMAS dalam mengimplementasikan kegiatannya hendaknya melakukan koordinasi yang intensif dengan stakeholder terkait serta melibatkan insitusi pendidikan kesehatan, profesi dan asosiasi pelayanan kesehatan, mengingat peran mereka yang amat penting.
Kemenkes berharap program EMAS yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan USAID dapat memfasilitasi modeling sistem pelayanan kesehatan di Sulawesi Selatan berdasarkan kondisi wilayah. Modeling sistem pelayanan kesehatan ini dapat berupa penguatan sistem rujukan termasuk terbentuknya regionalisasi rujukan yang diharapkan bisa menjadi model untuk wilayah Indonesia Timur lainnya. Diharapkan dukungan dana APBD provinsi yang cukup besar mensupport peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Dukungan penuh pelayanan kesehatan dasar di 406 Puskesmas hendaknya diimbangi dengan ketersediaan RS Rujukan Regional dan RS Rujukan Provinsi yang terjangkau dan berkualitas serta bimbingan dan pengawasan pada fasilitas kesehatan swasta. Dukungan pemerintah provinsi diharapkan juga diimbangi dengan dukungan pemerintah kabupaten/kota dalam implementasi upaya penurunan kematian ibu dan bayi.
Sesjen menyampaikan penghargaan atas upaya dan kerja keras yang telah dan sedang dilakukan Sulawesi Selatan dalam upaya percepatan pencapaian MDGs di bidang kesehatan.
Komitmen dan upaya yang dilakukan oleh Pemda Sulawesi Selatan dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat, penguatan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit serta meningkatkan akses masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan melalui total coverage jaminan kesehatan harus dilanjutkan, agar dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat di Sulawesi Selatan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC):